Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Anies di Jateng dan Jatim Lemah, Nasdem Minta PKB Mobilisasi Nahdliyin

Kompas.com - 06/09/2023, 11:32 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Bidang Teritorial Pemenangan Pemilu Partai Nasdem Effendy Choirie mengakui bahwa suara dari Anies Baswedan lemah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Jakarta menang, Banten menang, Jawa Barat bersaing sama Prabowo (Subianto), kejar-kejaran. Lemah ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur,” kata Effendy Choirie di Kantor DPP Partai Nasdem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2023).

Oleh karena itu, Effendy Choirie berharap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memobilisasi warga Nahdliyin di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Hadirnya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden Anies, diharapkan bisa mengerek suara Nahdliyin di dua provinsi tersebut.

Baca juga: Blak-blakan Yenny Wahid Tutup Pintu Dukungan untuk Anies-Cak Imin

“Kami berharap PKB melakukan mobilisasi terhadap warga Nahdliyin, bukan struktur NU-nya, untuk diyakinkan bahwa ini yang menjadi (bakal calon) wapresnya Anies dalah kader NU asli, tulen, bahkan darah biru, dijamin komitmennya, dijamin kesetiaannya,” kata Effendy Choirie.

Pria yang akrab disapa Gus Choi itu juga berharap mayoritas warga Nahdliyin Jawa Tengah dan Jawa Timur mendukung Muhaimin Iskandar.

“Ketika itu terjadi maka, yang bolong dari Mas Anies bisa ditutupi dan InsyaAllah kami yakin pasangan Anies-Cak Imin akan menang,” tutur Gus Choi.

Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar resmi mendeklarasikan diri sebagai bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden Pemilu 2024.

Deklarasi pencalonan Anies dan Muhaimin diumumkan oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di hadapan para tamu undangan di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023).

Baca juga: Mendadak Cak Imin Dipanggil KPK dan Harapan Anti Cawe-cawe di Tahun Politik

Adapun deklarasi pasangan Anies-Muhaimin ini membuat peta politik berubah.

Partai Demokrat yang kecewa karena ketua umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) batal menjadi bakal cawapres Anies memutuskan untuk keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Sementara itu, keputusan Muhaimin yang menerima pinangan Anies membuat PKB keluar dari koalisi “gemuk” yang mendukung Prabowo Subianto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com