Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Duga Demokrat Hanya Kaget, Harap SBY Renungkan "Comeback" ke Koalisi Perubahan

Kompas.com - 04/09/2023, 17:35 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini menduga Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan sekaligus mencabut dukungan dari Anies Baswedan karena Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kaget Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) batal menjadi cawapres Anies.

Namun, Jazuli berharap Demokrat bisa kembali bergabung ke Koalisi Perubahan.

"Bisa saja kemarin Pak SBY mengatakan, 'saya cabut', karena lagi agak kaget gitu, begitu cepat perubahan. Tapi mungkin saja setelah renungan lagi, namanya orang kan, kan bagus juga kalau akhirnya Demokrat gabung lagi sama koalisi ini," ujar Jazuli saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (4/9/2023).

Baca juga: Sikap PKS Berubah: Dulu Dukung Demokrat soal Pengumuman Bakal Cawapres, Kini Dukung Anies-Cak Imin

Jazuli menjelaskan, walaupun Demokrat sudah menyatakan sikap untuk pergi dari Koalisi Perubahan, namun dirinya ingin partai pimpinan AHY tersebut kembali lagi.

Dia lantas meminta SBY untuk merenungkan kembali pilihannya.

"Saya sih masih tetap berharap meskipun Pak SBY sudah mengatakan atau Demokrat sudah mengatakan cabut, saya masih berharap mudah-mudahan ke depan ada perenungan ulang bisa gabung dengan koalisi ini," tuturnya.

Sementara itu, terkait Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi cawapres Anies, PKS menegaskan segala keputusan diambil melalui Majelis Syuro PKS.

Baca juga: Pengamat Sebut PKS Akan Terus Tempel Anies, dengan Harapan Dapat Berkah Elektoral

Dalam hal ini, kata dia, nama Cak Imin masih harus dirapatkan di Majelis Syuro PKS. Berbeda dengan Anies yang sudah ditetapkan Majelis Syuro PKS sebagai capres pilihan PKS.

"Ya kita harus rapatkan dulu nih di Majelis Syuro supaya lebih objektif lah kira-kira ngambil keputusannya itu. Kemudian Majelis Syuro ini anggotanya ada 99, kita tentu berharap 99 orang dengan pemikiran beragamnya jauh lebih objektif ketimbang keputusan individu, dan itu memang sudah protapnya PKS dalam mengambil kebijakan dan keputusan strategis," imbuh Jazuli.

Sebagai informasi, Anies dan Cak Imin telah resmi mendeklarasikan diri sebagai pasangan capres-cawapres untuk Pilpres 2024 Sabtu, 2 September lalu.

Sebelum deklarasi, Demokrat resmi memberikan pernyataan keluar dari koalisi pengusung Anies, yakni Koalisi Perubahan untuk Persatuan, sejak Jumat (1/9/2023) melalui sidang Majelis Tinggi Partai Demokrat.

Baca juga: PKS Tak Mau Anies Dianggap Antitesis Jokowi

Atas deklarasi itu, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyatakan, pengkhianatan yang dilakukan Partai Nasdem dan Anies Baswedan terhadap Koalisi Perubahan untuk Persatuan sangat mengejutkan.

Padahal, sebelumnya diklaim telah ada kesepakatan mengenai duet Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai bakal calon wakil presiden.

SBY mengaku tidak pernah menyangka peristiwa ini akan terjadi. Ia mengakui partainya keliru melangkah dengan mendukung Anies Baswedan sebagai bakal capres.

"Anggaplah kita salah kali ini, tapi kita belajar. Mudah-mudahan kita tidak salah lagi ke depan dan mudah-mudahan dengan izin Allah Swt, kita juga tidak kalah nantinya," kata SBY dalam Sidang Majelis Tinggi Partai Demokrat yang digelar di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).

Baca juga: PKS Tunggu Keputusan Majelis Syuro Soal Duet Anies-Cak Imin

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com