Hingga KPU menetapkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden peserta Pemilu Presiden 2024, segala kemungkinan masih mungkin terjadi. Terlebih lagi, dalam politik, tujuan kekuasaan dan kepentingan adalah panglima.
Sosok Muhaimin bisa saja kontroversial. Suara PKB pun bisa jadi bukan tiga besar hasil Pemilu Legislatif 2019. Namun, sejarah mencatat bahwa kekuatan partai ini adalah suara kaum Nahdliyin terutama di Jawa Timur.
Baca juga: Anies Sebut Sudah Minta PKB Gabung ke Koalisi Perubahan sejak Juni 2023
Merujuk sebaran perolehan suara Pemilu Legislatif 2019, dari semua partai politik peserta Pemilu Legislatif 2019 hanya PKB yang mampu mengungguli PDI-P sebagai partai pemenang Pemilu 2019 dalam meraup suara di Jawa Timur. Pada kontestasi tersebut, PKB unggul lebih dari 1.000 suara dibanding PDI-P.
Bayangkan dengan sokongan suara Partai Nasdem dan PKS, jarak keunggulan suara koalisi pengusung Anies-Muhaimin di Jawa Timur tampak bakal telak meninggalkan koalisi dari partai-partai tiga besar Pemilu Legislatif 2019.
Jawa Timur menjadi medan tempur seru karena Jawa Barat praktis menjadi lumbung suara Prabowo, setidaknya merujuk hasil Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019. Adapun Jawa Tengah selama ini dikenal sebagai "kandang Banteng" yang patut diduga tetap akan dimenangi oleh PDI-P dan Ganjar.
Tiga provinsi di Pulau Jawa ini masih menjadi 47,14 persen dari total suara sah pada Pemilu Legislatif 2019. Rinciannya, Jawa Barat 17,41 persen, Jawa Tengah 13,99 persen, dan Jawa Timur 15,73 persen. Angkanya mungkin bergeser untuk Pemilu 2024 tapi tidak akan jauh-jauh amat.
Setidaknya, pertempuran akan lebih seru bila peta ini benar, karena tiga koalisi punya basis tersendiri di episentrum suara nasional. Perebutan akan terjadi untuk pemilih pemula, pemilih yang belum membuat keputusan hingga hari ini, serta pemilih yang beralih (swing voter) pada saat terakhir.
Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Ikuti terus perkembangan pemberitaan terkait Pemilu 2024 di liputan khusus Menuju Pemilu 2024. Baca juga tulisan khas Kompas.com dalam aneka tema, termasuk berbekal kekayaan arsip harian Kompas sejak 1965 di kolom Indonesian Insight Kompas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.