Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Hanya Muhaimin yang Bisa...

Kompas.com - 05/09/2023, 16:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hingga KPU menetapkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden peserta Pemilu Presiden 2024, segala kemungkinan masih mungkin terjadi. Terlebih lagi, dalam politik, tujuan kekuasaan dan kepentingan adalah panglima.

Hanya Muhaimin yang bisa

Sosok Muhaimin bisa saja kontroversial. Suara PKB pun bisa jadi bukan tiga besar hasil Pemilu Legislatif 2019. Namun, sejarah mencatat bahwa kekuatan partai ini adalah suara kaum Nahdliyin terutama di Jawa Timur.

Baca juga: Anies Sebut Sudah Minta PKB Gabung ke Koalisi Perubahan sejak Juni 2023

Merujuk sebaran perolehan suara Pemilu Legislatif 2019, dari semua partai politik peserta Pemilu Legislatif 2019 hanya PKB yang mampu mengungguli PDI-P sebagai partai pemenang Pemilu 2019 dalam meraup suara di Jawa Timur. Pada kontestasi tersebut, PKB unggul lebih dari 1.000 suara dibanding PDI-P.

Bayangkan dengan sokongan suara Partai Nasdem dan PKS, jarak keunggulan suara koalisi pengusung Anies-Muhaimin di Jawa Timur tampak bakal telak meninggalkan koalisi dari partai-partai tiga besar Pemilu Legislatif 2019.

Jawa Timur menjadi medan tempur seru karena Jawa Barat praktis menjadi lumbung suara Prabowo, setidaknya merujuk hasil Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019. Adapun Jawa Tengah selama ini dikenal sebagai "kandang Banteng" yang patut diduga tetap akan dimenangi oleh PDI-P dan Ganjar. 

Tiga provinsi di Pulau Jawa ini masih menjadi 47,14 persen dari total suara sah pada Pemilu Legislatif 2019. Rinciannya, Jawa Barat 17,41 persen, Jawa Tengah 13,99 persen, dan Jawa Timur 15,73 persen. Angkanya mungkin bergeser untuk Pemilu 2024 tapi tidak akan jauh-jauh amat.

Setidaknya, pertempuran akan lebih seru bila peta ini benar, karena tiga koalisi punya basis tersendiri di episentrum suara nasional. Perebutan akan terjadi untuk pemilih pemula, pemilih yang belum membuat keputusan hingga hari ini, serta pemilih yang beralih (swing voter) pada saat terakhir.

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI 

Ikuti terus perkembangan pemberitaan terkait Pemilu 2024 di liputan khusus Menuju Pemilu 2024. Baca juga tulisan khas Kompas.com dalam aneka tema, termasuk berbekal kekayaan arsip harian Kompas sejak 1965 di kolom Indonesian Insight Kompas

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 26 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sudirman Said Siap Bersaing dengan Anies Rebutkan Kursi Jakarta 1

Sudirman Said Siap Bersaing dengan Anies Rebutkan Kursi Jakarta 1

Nasional
Sudirman Said: Jakarta Masuk Masa Transisi, Tak Elok Pilih Gubernur yang Bersebrangan dengan Pemerintah Pusat

Sudirman Said: Jakarta Masuk Masa Transisi, Tak Elok Pilih Gubernur yang Bersebrangan dengan Pemerintah Pusat

Nasional
Siap Maju Pilkada, Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya Bukan yang Cari Tangga untuk Karier Politik

Siap Maju Pilkada, Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya Bukan yang Cari Tangga untuk Karier Politik

Nasional
Kenaikan UKT Dinilai Bisa Buat Visi Indonesia Emas 2045 Gagal Terwujud

Kenaikan UKT Dinilai Bisa Buat Visi Indonesia Emas 2045 Gagal Terwujud

Nasional
Komnas HAM Minta Polda Jabar Lindungi Hak Keluarga Vina Cirebon

Komnas HAM Minta Polda Jabar Lindungi Hak Keluarga Vina Cirebon

Nasional
Komunikasi Intens dengan Nasdem, Sudirman Said Nyatakan Siap Jadi Cagub DKI

Komunikasi Intens dengan Nasdem, Sudirman Said Nyatakan Siap Jadi Cagub DKI

Nasional
Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Nasional
Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Nasional
Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Nasional
Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Nasional
Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Nasional
Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Nasional
Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com