Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pidato SBY dalam Rapat Majelis Tinggi Demokrat Terkait Manuver Nasdem dan Anies Baswedan

Kompas.com - 01/09/2023, 19:48 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

Saya kira bukan itu koalisi yang hendak kita bangun sebagaimana pengalaman saya bersama koalisi dalam 10 tahun.

Baca juga: SBY Ungkap Ada Menteri Jokowi Ajak Demokrat Koalisi dengan PKS-PPP, Sebut Pak Lurah Sudah Tahu

Sekali lagi kalau saya, kita bersyukur karenanya mari kita hadapi ujian dan cobaan ini dengan tegar.

Sebetulnya kalau jujur saya pun tidak menyangka atas terjadinya kejadian 3 hari yang lalu itu, setelah setahun lamanya koalisi ini bersama-sama berikhtiar untuk jadi kenyataan dan usung capres-cawapres yang kita harapkan dan diinginkan rakyat.

Sebetulnya saya tidak naif. Saya juga mengerti politik. Saya pernah menjadi capres 2 kali, dan tidak ada yang saya rasakan seperti tiga hari lalu itu.

Saya mengerti politik itu memangg penuh strategi, taktik siasat, caranya banyak. Tapi saya tidak menyangka tindakan itu sejauh ini. Menurut saya melebihi batas kepatutan, etika, moral, kasar.

Sebenarnya beberapa teman sudah mengingatkan saya. Agak lama. Baik dari kalangan kader Demorkat atau dari luar Demokrat.

Baca juga: Ditelikung Nasdem dan Anies, SBY Saran Demokrat Tak Tergesa Bersikap

'Pak SBY benar-benar percaya kepada orang itu atau kepada orang-orang itu?' Saya jawab dengan praduga yang baik, prasangka yang baik. Saya bilang 'saya percaya'. Teman itu mengatakan, 'ya silakan saja dilihat nanti yang penting saya sudah mengingatkan.'

Kalau saya ingat kembali yang diingatkan temen-teman itu lebih dari satu, keputusan sepihak kemarin itu, kalau saya bilang keputusan gelap kemarin itu, ternyata barangkali mengandung kebenaran.

Anggaplah kita salah kali ini, tapi kita belajar. Mudah-mudahan kita tidak salah lagi ke depan dan mudah-mudahan dengan izin Allah kita juga tidak kalah nantinya.

Masih segara pada ingatan saya, di ruangan ini, tanggal 25 Agustus 2023, Pak Anies duduk di sini dengan didampingi Tim 8. AHY memang tidak selalu hadir, Anies menyampaikan kepada saya bahwa awal September ini, hari-hari ini, akan mendeklarasikan koalisi ini dalam kapasitasnya sebagai capres, berikut capres dan cawapres yang telah selesai diputuskan.

Tiga hari kemudian, sekarang ini, yang kita dapatkan sesuatu yang sangat mengejutkan kita. Dan saya ini orang tua, beberapa kali Pak Anies datang ke sini dengan semangat luar biasa, dan kata-kata luar biasa.

Baca juga: SBY: Ada yang Komentar, Demokrat Kena Prank Musang Berbulu Domba

Dengan kejadian seperti itu tidak ada satu kata pun yang disampaikan kepada saya dan ketua umum. Saya memang sebagai orang tua, 'kok jadi begini?'

Saya kira semua merasakan, kader kita di seluruh Tanah Air mengekspresikan kemarahan dengan cara yang berbeda-beda.

Dua malam sampai subuh di sini, pesan datang dari mana-mana. Baik kader maupun non kader. Dan rata-rata memang emosional. Saya paham lah.

Ada dua yang menarik bagi saya, 'Aku tahu politik itu banyak akalnya tapi tak kusangka buruk sekali ini. Korbannya AHY dan Demokrat.'

'Ini Demokrat kena prank dari musang berbulu domba.' Musang berbulu domba itu kalau dalam peribahasa maksudnya di depan bersikap baik lembut, penuh persahabatan, di balik itu kalau kita lengah kita akan dimakan sampai habis.

Baca juga: SBY: Teman-teman Sudah Ingatkan, Pak SBY Percaya Kepada Orang Itu?

Saya mengajak kepada forum yang penting ini dengan tenang dan akal sehat mari kita telaah kenapa semua ini harus terjadi dan kita alami.

Kita pikul mengapa Demokrat dan AHY setelah 2 tahun menghadapi gerakan pengambilalihan partai oleh Ketua KPS Moeldoko harus mengalami yang begini lagi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Nasional
Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Nasional
Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Nasional
Kontroversi Usulan Bansos untuk 'Korban' Judi Online

Kontroversi Usulan Bansos untuk "Korban" Judi Online

Nasional
Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Nasional
MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

Nasional
Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com