Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andang Subaharianto
Dosen

Antropolog, dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Rektor UNTAG Banyuwangi, Sekjen PERTINASIA (Perkumpulan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia)

Politik Dansa

Kompas.com - 25/08/2023, 14:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebagaimana publik katahui, Airlangga terseret kasus dugaan korupsi terkait kebijakan minyak kelapa sawit yang sedang disidik kejaksaan.

Di poros PDIP-Ganjar ada PPP yang semula membentuk koalisi bersama Partai Golkar dan PAN. PPP menyodorkan Sandiaga Uno sebagai pendamping Ganjar tak lama setelah Ganjar dideklarasikan oleh PDIP.

Terkesan bertindak cepat untuk mendahului parpol lain merapat ke PDIP. Meski hingga kini masih setia bersama PDIP-Ganjar, dalam beberapa kesempatan tampak juga mulai lirak-lirik ke poros Prabowo Subianto.

Gaya dansa PDIP-Ganjar juga sempat menggoda Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Demokrat. Ia sempat memuji-muji Puan Maharani, putri Megawati dan Ketua DPP PDIP, pascapertemuan keduanya.

Apalagi, nama AHY termasuk kandidat bacawapres Ganjar yang disebut Puan. Bahkan, goyangan dansa Puan sempat membuat ayah AHY, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bermimpi naik kereta api bersama Jokowi dan Megawati. Begitu kuat daya tarik dansa Puan.

Meski rasionalitas politiknya rendah, ternyata pernyataan Said Abdullah, Ketua DPP PDIP, yang menghitung-hitung kemungkinan Ganjar berpasangan dengan Anies Baswedan juga direspons cepat dan positif oleh Partai Nasdem dan PKS.

Ganjar dan Anies dipuji-puji sebagai pemimpin muda yang cerdas dan cocok memimpin Indonesia. Meski baru sebatas ide, belum ada pergerakan nyata.

Pergerakan akrobatik perseorangan tak kalah heboh. Ambil satu kasus saja yang paling heboh, yakni merapatnya Budiman Sudjatmiko ke poros Prabowo.

Budiman Sudjatmiko adalah kader PDIP, pernah menjadi anggota DPR dua periode dari PDIP. Ia ikon aktivis ’98 yang pernah masuk bui zaman rezim Soeharto.

Budiman diberi amnesti oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada 10 Desember 1999. Ia juga merupakan salah satu korban penculikan aktivis menjelang rezim Soeharto runtuh yang melibatkan Prabowo Subianto.

Tiba-tiba saja beberapa hari lalu, Budiman berdansa bersama Prabowo di Semarang dengan kode “Prabu” (Prabowo Budiman Bersatu). Aneh, tapi nyata.

Bagi Prabowo tentu saja Budiman sangat bernilai. Bukan dari sudut elektoral, melainkan pencintraan.

Ikon aktivis ’98 itu sangat penting untuk “mencuci” masa lalu Prabowo. Tak aneh sebagian aktivis ’98 menilai akrobatik Budiman sebagai pengkhianatan.

Benar metafor Megawati, pergerakan politik para aktor politik akhir-akhir ini bagaikan orang berdansa, “politik dansa”. Paham dan haluan politik tidak dianggap penting. Politikus bisa berganti paham dan haluan politik serta bebas berpindah arah politik.

Barangkali seperti peribahasa Jawa “esok dhele, sore tempe” (pagi kedelai, sore tempe). Ungkapan bijak untuk menandai orang yang mudah terombang-ambing terbawa angin karena tidak punya pendirian. Inikah yang disebut politik itu serba mungkin?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com