Selesai pendidikan pertengahan November 1990, empat Polwan ini bertugas di Pusat Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
"Banyak pengalaman baru dan aneh-aneh yang diterima selama pendidikan dasar Brimob, yang belum pernah kami alami di pendidikan Sekolah Bintara Polwan," ujar Ina yang mengaku sejak kecil punya cita-cita jadi Polwan.
Pendidikan di lapangan yang diikuti mereka tentu saja relatif berat.
Baca juga: AKBP Josephien Vivick, Polwan yang Ditunjuk oleh Kapolri Jadi Kapolres Perempuan Pertama di NTT
Misalnya, halang rintang lanjutan (merayap tambang, melompati jurang, menggantung seperti kera), lintas alam (dengan pakaian lengkap, mendaki gunung, melewati sungai, jalan setapak dan masuk ke gua), survival (selama dua hari satu malam mereka harus bertahan di hutan, makan apa saja yang ada di hutan Gunung Pundak di Jatim), escape (menuruni puncak gunung dan berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer), turun dengan tambang dari helikopter, atau pun renang militer sejauh tiga mil di pantai Bondowoso, Jatim.
"Kami melaksanakan itu semua dengan senang. Segala sesuatu yang dikerjakan dengan hati senang, semua yang berat jadi enteng. Meskipun makan di hutan dan jarang mandi, selama pendidikan kami tidak pernah sakit. Soal mati itu kan di tangan Tuhan. Yang penting, kita tetap berani dan percaya diri melaksanakan tugas seberat apa pun," papar Ina.
Sebelum menjadi polisi, Ina sempat kuliah di Fakultas Administrasi Negara Universitas Dr Sutomo Surabaya itu.
"Saya hanya kuliah satu tahun sambil menunggu pengumuman Sekolah Bintara Polwan Ciputat. Karena sudah cita-cita jadi Polwan, saya tinggalkan bangku kuliah," ucap Ina.
Sedangkan Reny dan Sayekti merupakan anak dari pensiunan anggota Brimob.
Baca juga: Valentines Day, Polwan di Banyumas Bagi-bagi Coklat kepada Anak yang Tertib Berlalu Lintas
"Kami berdua 'anak kolong'," sahut mereka yang sama-sama lahir di Jakarta.
"Boleh dibilang kami mewarisi pekerjaan ayah kami masing-masing," kata mereka serempak.
Menurut Sayekti, sejak kecil ia senang melihat orang baris- berbaris.
"Kalau ada acara HUT ABRI 5 Oktober, saya lari dan nonton ke Lapangan Parkir Senayan," cerita lulusan SMAN 11 Jakbar ini dengan tawa berderai-derai.
Sedangkan Atanasia Tri Basuki yang akrab dipanggil Uki, lahir di Klaten, Jawa Tengah, mengaku memang bercita- cita jadi Polwan.
Baca juga: Cerita Polwan Pawang Anjing K9 Terjang Gundukan Longsor Cari Korban Gempa Cianjur
Soal tekad, keinginan, dan cita-cita ini memang merupakan salah satu faktor penting keberhasilan seseorang menekuni pekerjaan dan profesinya.
Pertanyaan lainnya adalah, bagaimana seandainya polisi wanita ini ingin menikah? Apakah mereka harus meninggalkan pasukan Gegana Brimob?
"Jiwa kebersamaan kami sudah tertanam dalam Brimob. Kami tetap ingin mengabdikan diri dalam pasukan khusus ini," kata Ina mewakili tiga rekannya.
Sedangkan soal pasangan hidup, polwan-polwan ini menuturkan, mereka ingin mendapatkan suami yang mau memahami tugas-tugas seorang polisi, terutama tugas anggota Gegana Brimob yang relatif berat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.