Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SAPA PEMIMPIN

Belajar Disiplin dan Fokus ala Militer di Kursi Dewan bersama TB Hasanuddin

Kompas.com - 14/08/2023, 12:16 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Disiplin, disiplin, dan disiplin. Filosofi itu tampaknya sudah terlalu melekat pada pribadi Mayor Jenderal (Mayjen) Tentara Nasional Indonesia (TNI) (Purn) TB Hasanuddin.

Kedisiplinan telah menjadi nilai yang tertanam sejak Hasanuddin mengenyam pendidikan akademi militer (akmil) pada 1972. Lulus dari akmil, pria kelahiran Majalengka, Jawa Barat (Jabar), 8 September 1952, itu ditugaskan di Batalyon Komando Daerah Militer (Kodam) Siliwangi hingga 1983.

Karier Hasanuddin berlanjut kala ia dipercaya menjadi Instruktur AKABRI Magelang, Jawa Tengah (Jateng), sebelum akhirnya ditugaskan di Kodam I Aceh hingga 1989.

Karier kemiliteran Hasanuddin semakin bersinar saat dia diminta mengajar di Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Darat (Seskoad) Bandung, Jabar. Pada 1992, Hasanuddin pun dipercaya menjadi Komandan Sektor Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Irak pada 1992.

Kedekatan Hasanuddin pada dunia politik bermula saat ia menjadi ajudan Wakil Presiden Try Sutrisno dan ajudan Presiden BJ Habibie.

Perjalanan itu berlanjut. Pada 2021, Hasanuddin ditugaskan sebagai Sekretaris Militer Presiden Megawati Soekarnoputri. Ia juga didapuk sebagai Sekretaris Militer Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Baca juga: TB Hasanuddin: Proses Hukum Kabasarnas agar Berjalan Terbuka, Solusinya Peradilan Koneksitas

Mulai 2009, Hasanuddin pun mantap melanjutkan perjuangan di bidang politik. Meski tak lagi di militer, kebiasaan disiplin terus dipegang saat mengemban tugas sebagai wakil rakyat pada Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

“Saat di militer, urusan makan saja harus disiplin. Kebiasaan tersebut telah mendarah daging dan menjadi modal penting saat menjalankan amanah sebagai wakil rakyat,” ujar Hasanuddin saat ditemui di kantornya di DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (6/7/2023).

Saat rapat, misalnya, Hasanuddin selalu datang tepat waktu. Begitu juga terkait dengan jam tiba di kantor. Ia selalu tepat waktu meski tidak ada agenda rapat.

Bagi Hasanuddin, disiplin itu nilai hidup yang harus dijga, tak hanya saat ia berkarier di militer. Ia mengaku, disiplin memengaruhi fokusnya dalam bekerja.

“Menjadi anggota dewan berarti harus berfokus kepada pengabdian (kepada masyarakat). Jangan sambil bisnis,” tegas anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu.

Fokus pada ancaman negara

Hasanuddin melanjutkan, fokus juga harus menjadi kunci bagi pemerintah dalam menghadapi potensi ancaman terhadap kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Per lima tahun, pemerintah merumuskan potensi ancaman negara dalam Rencana Strategis (Renstra) pembangunan kekuatan Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan TNI. Renstra ini diwujudkan lewat program Minimum Essential Forces (MEF),” jelas Hasanuddin.

Untuk bisa menanggulangi ancaman secara tepat, lanjut dia, pemerintah harus fokus dan berpegang teguh pada Renstra.

Hasanuddin menjelaskan, dalam ilmu militer, penanggulangan ancaman harus dilakukan secara strategis dan sistematis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com