Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gabung PDI-P, Ferdinand Hutahaean Tak Lagi Dukung Prabowo, Beralih ke Ganjar

Kompas.com - 04/08/2023, 15:35 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ferdinand Hutahaean mengaku telah resmi menjadi kader PDI Perjuangan.

Oleh karenanya, dia tak lagi mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subinto sebagai calon presiden (capres) Pemilu 2024. Dukungan Ferdinand beralih ke bakal capres PDI-P, Ganjar Pranowo.

“Soal dukungan ke Pak Prabowo saya harus batalkan dan tarik dukungan itu,” kata Ferdinand kepada Kompas.com, Kamis (3/8/2023).

“Dan setelah PDI Perjuangan mencapreskan Ganjar, saya semakin kuat untuk mendukung Ganjar yang 100 persen nasionalis tulen,” tuturnya.

Baca juga: Kemesraan Anies dan Susi, Dianggap Cocok Nasdem-PKS, Dinilai Lebay Sama Demokrat

Ferdinand bilang, dirinya memang sempat singgah sebagai kader Partai Gerindra. Kala itu, ia menyatakan dukungan terhadap pencapresan Prabowo.

Namun, ternyata, menurut Ferdinand, Gerindra belum bisa menjadi rumah bersama untuk semua golongan. Apalagi, dirinya keras melawan intoleransi.

Mantan politikus Partai Demokrat tersebut juga mengaku, dirinya banyak mendapat penolakan dan ketidaksukaan dari kader Gerindra lain.

Oleh karenanya, Ferdinand memilih hengkang dari Gerindra dan berlabuh ke partai banteng sejak Juni lalu.

Baca juga: Demokrat Sepakat soal Kriteria Cawapres Anies Tanpa Catatan Hukum

“Mengapa PDI Perjuangan, karena partai ini konsisten dengan Pancasila dan merawat kebhinekaan serta mencalonkan calon presiden yang tegas bersikap terhadap intoleransi yaitu Mas Ganjar Pranowo,” ucap Ferdinand.

“PDI Perjuangan rumah besar bagi semua rakyat dan capresnya Pancasilais. Dua hal ini menjadi alasan utama saya masuk PDI Perjuangan,” tuturnya.

Resmi menjadi kader PDI-P, Ferdinand mengeklaim dicalonkan sebagai anggota legislatif untuk Pemilu 2024. Bahkan, dia mengaku menggantikan anggota Komisi I DPR Fraksi PDI-P, Effendi Simbolon, sebagai bakal caleg (bacaleg) daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta III.

"Saat ini posisi saya ada dalam daftar 8 orang bacaleg Dapil 3 Jakarta Kodya Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu. Dan di antara nama itu, tidak ada nama Effendi Simbolon," kata Ferdinand.

Ferdinand mengatakan, dirinya ditugaskan PDI-P untuk mengisi dapil tersebut. Namun, ia mengaku tak tahu kenapa Effendi Simbolon digantikan olehnya.

"Terkait alasannya, itu adalah kebijakan partai atau DPP PDI Perjuangan," imbuhnya.

Sebelumnya, Ferdinand Hutahaean dikenal sebagai politikus Partai Demokrat. Dia pernah menduduki jabatan strategis sebagai Kepala Divisi Advokasi dan Hukum partai bintang mercy itu.

Ferdinand meninggalkan Demokrat pada Oktober 2020 lalu. Alasannya, dia punya cara pandang yang berbeda dengan partai.

Baca juga: Ke Gerindra, Waketum PKB: Lu Enggak Jelas, Gue Lepas

Pada awal 2022 lalu, Ferdinand sempat terjerat kasus pidana karena cuitannya di Twitter perihal Tuhan. Dia pun diganjar 5 bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada April 2022 karena dinilai menyebarkan berita bohong dan SARA.

Tak lama setelah menghirup udara bebas, Ferdinand kembali terjun ke politik. Awal tahun 2023, dia bergabung dengan Partai Gerindra.

Namun, kiprah Ferdinand di Gerindra rupanya hanya sesaat lantaran dia kini bernaung di bawah PDI-P.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com