Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penangkapan Budiman Sudjatmiko dan Air Mata Ibu Usai Insiden 27 Juli

Kompas.com - 27/07/2023, 17:45 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

Sementara sang ayah, Wartono, meyakini Budiman tidak seperti yang dituduhkan pemerintah yakni terlibat Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Saya muslim, haji. Kakeknya Hisbullah. Dia tak mungkin terlibat PKI, karena mendapat pendidikan agama cukup sejak kecil," ujar Wartono.

Budiman akhirnya menjalani persidangan dan divonis 13 tahun penjara pada 1997.

Baca juga: Cerita Hasto Saat Peristiwa Kudatuli: Saya Masih Kerja di BUMN, Hanya Bisa Melihat

Meski dibui, Budiman meyakini ajal rezim Orde Baru sudah dekat.

"Saya bilang sama ibu saya, bu, kalau melihat semua tanda-tanda ini enggak akan lebih dari lima tahun Orde Baru, jadi pasti saya tidak akan dipenjara 13 tahun, bahkan mungkin tidak akan lebih dari 5 tahun saya dipenjara," cerita Budiman, dalam video wawancara dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho, yang diunggah Senin (15/11/2021).

Budiman menuturkan tanda-tanda yang ia yakini sebagai awal keruntuhan kekuasaan Soeharto.

Setelah ia divonis pada Mei 1997, dunia mengalami krisis moneter. Pada Juli 1997 terjadi krisis di Korea Selatan, kemudian Thailand dan menghantam Indonesia pada Agustus.

"Oke, nubuat-nubuat sedang diwujudkan. Kira-kira begitu, bukan saya dukun, bukan," ucap Budiman sembari tertawa mengenang hal itu.

Baca juga: Sekjen PDI-P Minta Pemerintah dan Komnas HAM Ungkap Aktor Intelektual Peristiwa Kudatuli

Menurut Budiman, tanda-tanda itu sudah dipelajarinya dari berbagai diskusi berbasis sejarah yang dilakukan bersama teman-temannya.

Ia berpandangan, sejarah sebagai sesuatu yang berulang. Menurut Budiman, sejarah akan berulang dengan tempat dan tokoh yang berbeda.

Lebih jauh, Budiman mengamini dirinya seperti "terselamatkan" akibat dipenjara. Sebab, pada saat yang sama, rekan-rekannya di Partai Rakyat Demokratik (PRD) justru diculik oleh rezim.

"Karena saya dipenjara, saya enggak diculik kan? Kalau saya enggak tertangkap, saya diculik, nomor satu, karena saya pimpinan (PRD)," tutur Budiman.

Budiman hanya menjalani hukuman selama lebih kurang 3,5 tahun setelah diberi amnesti oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada Desember 1999. Namun, Budiman tak berhenti untuk ikut terlibat dalam politik.

Baca juga: Peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996 dan Kebungkaman Megawati

Ia melanjutkan karier politiknya dengan bergabung ke PDI Perjuangan. Bahkan, Budiman berhasil menduduki kursi parlemen di Senayan selama dua periode yaitu anggota DPR dari Fraksi PDI-P pada 2009-2014 dan 2014-2019.

(Penulis : Nicholas Ryan Aditya | Editor : Kristian Erdianto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

Nasional
Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Nasional
PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Nasional
Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com