Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Hasto Saat Peristiwa Kudatuli: Saya Masih Kerja di BUMN, Hanya Bisa Melihat

Kompas.com - 21/07/2022, 16:26 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto menceritakan keberadaan dirinya ketika peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 atau Kudatuli terjadi.

Hal itu dia katakan dalam diskusi peringatan 26 tahun peristiwa Kudatuli di DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Jalan Diponegoro, Jakarta, Kamis (21/7/2022).

Hasto bercerita, saat peristiwa yang terjadi 26 tahun lalu itu, dia belum menjadi kader PDI-P yang dulu masih bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Baca juga: Sekjen PDI-P Minta Pemerintah dan Komnas HAM Ungkap Aktor Intelektual Peristiwa Kudatuli

Saat itu, Hasto yang masih pegawai BUMN, mengaku tak bisa berbuat apa pun.

"Saat itu, saya masih kerja di BUMN. Hari Sabtu saya melihat ada berbagai orasi-orasi. Karena saya masih pegawai BUMN, hanya bisa melihat," kata Hasto.

Hasto mengingat peristiwa itu sebagai momentum di mana semua orang bebas menyampaikan pendapat atau ekspresinya.

"Kita melihat bahwa suara rakyat yang semula diam, suara rakyat yang semula bisa ditakut-takutin oleh kekuasaan otoriter melalui mimbar demokrasi, disampaikan suatu bentuk protes suatu bentuk gerakan yang kemudian menjadi gerakan moral dasar," ujar dia.

"Sehingga muncul berbagai skenario-skenario politik dan puncaknya pada 27 Juli 1996, terjadi pengambilalihan secara paksa kantor Partai Demokrasi Indonesia. Padahal, kantor DPP partai adalah simbol kedaulatan partai," imbuh Hasto.

Baca juga: Kronologi dan Detik-detik Peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996

Kini, ketika Hasto sudah menjadi Sekjen PDI-P, dia meminta pemerintah untuk menuntaskan kasus Kudatuli.

Menurut dia, meski 26 tahun peristiwa itu berlalu, tetapi belum diketahui siapa aktor intelektual di baliknya.

"Kita tentu saja kita tidak akan pernah berhenti di dalam memperjuangkan ini. Kita tidak pernah lelah meskipun kita menghadapi tembok tembok ketidakadilan hukum yang terus berhadapan dengan kita," kata Hasto.

Baca juga: Peristiwa Kudatuli dan Megawati yang Jadi Simbol Perlawanan Orba...

Peristiwa Kerusuhan 27 Juli 1996, atau yang dikenal dengan Kudatuli, masih menyisakan misteri.

Hingga kini belum terungkap dalang dari peristiwa tersebut. Peristiwa Kudatuli bahkan disebut sebagai salah satu peristiwa terkelam dalam sejarah demokrasi, terutama terkait dualisme partai politik di Indonesia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com