Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudi Hartono
Penulis Lepas dan Peneliti

Penulis lepas dan pendiri Paramitha Institute

Wajah Politik Indonesia Menua, ke Mana Anak Muda?

Kompas.com - 26/07/2023, 11:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Akibatnya, pendekatan parpol pada anak muda sangat pragmatis: hanya mengejar artis dan influencer. Harapannya, artis dan influencer ini bisa mendatangkan efek ekor jas pada parpol bersangkutan.

Kelima, konstruksi politik Indonesia yang makin oligarkis, ditandai dengan munculnya elite kaya raya yang mempergunakan kekayaannya untuk mendominasi politik, termasuk menguasai parpol.

Oligarki membuat kehidupan politik menjadi terdominasi oleh segelintir elite, sehingga muncul istilah: lu lagi, lu lagi. Oligarki membunuh demokrasi dan regenerasi kepemimpinan di dalam partai.

What's to be done?

Seruan parpol maupun pemerintah agar anak muda mau berpolitik, jika tidak disertai usaha membuka ruang politik agar semakin terbuka, kompetitif, dan inklusif, tidak lebih seperti raungan knalpot yang mencari perhatian di jalan raya.

Untuk itu, ada kebutuhan untuk melonggarkan syarat parpol peserta pemilu, mendemokratiskan kehidupan parpol, pembatasan biaya kampanye, penghapusan ambang batas parlemen dan pencalonan presiden/wapres, dan mempertimbangan kebijakan affirmative action untuk kaum muda pada kepengurusan parpol dan pengajuan calon legislatif.

Namun, anak muda perlu mengingat petuah Sukarno muda saat masih menggandrungi pemikiran Karl Marx: “Tak pernah suatu klas mau melepaskan hak-hak istimewanya dengan kemauan sendiri atau sukarela”.

Jadi, ada kebutuhan bagi anak muda untuk mendobrak sendiri struktur politik yang ada, dengan memperjuangkan sistem kepartaian dan pemilu yang semakin demokratis, terbuka, dan inklusif.

Selain itu, anak muda perlu menghadirkan terobosan politik: mendirikan parpol baru.

Di beberapa negara Asia, anak muda berhasil mendobrak kemapanan politik negerinya lewat kehadiran partai baru, seperti Partai Bergerak Maju (Move Forward Party) di Thailand, Ikatan Demokratik Malaysia (Malaysian United Democratic Alliance/MUDA) di Malaysia, dan Partai Kekuatan Baru/New Power Party (NPP) di Taiwan.

Merujuk dari berbagai survei, seperti Indikator dan KedaiKopi, generasi milenial dan Z sedang gelisah dengan isu perubahan iklim, korupsi, lapangan kerja, revolusi teknologi, perlindungan data pribadi, dan kesetaraan gender.

Sayangnya, parpol-parpol arus utama jarang menyentuh dan mengangkat secara serius isu-isu itu.

Isu-isu itu bisa menjadi, meminjam istilah Chantal Mouffe, “rantai kesamaan” (Chain of equivalence), menjahit anak muda yang datang dari sektor sosial dan profesi yang beragam, dari mahasiswa/pelajar, aktivis sosial, buruh, pengusaha, influencer, jurnalis, pekerja NGO, dan lain-lain.

Partai baru ini harus membawa tradisi baru pula ke dalam politik Indonesia: inklusif, demokratis, sadar teknologi, kreatif, dan inovatif.

Kalau itu bisa terjadi, kita bisa berujar: orang tua akan bernostalgia, sementara anak muda menciptakan sejarah baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com