Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemesraan Anies dan Susi, Dianggap Cocok Nasdem-PKS, Dinilai "Lebay" Sama Demokrat

Kompas.com - 26/07/2023, 09:54 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

Demokrat anggap berlebihan

Dihubungi terpisah, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menganggap berlebihan jika pertemuan Anies dan Susi dilihat sebagai upaya untuk mencari bacawapres.

Sebab, pembicaraan tentang bacawapres sudah selesai dan satu nama sudah dikantongi oleh Anies. Tinggal menunggu kapan deklarasi dilakukan.

Baca juga: Nasdem Anggap Susi Penuhi Kriteria sebagai Kandidat Cawapres Anies

“Tapi kalau pertemuan ini apakah akan berujung pada bacawapres atau tidak, menurut kami itu terlalu jauh. Kalau menurut kami, saat ini ya hal-hal wajar saja, enggak ada yang luar biasa, dalam konteks bursa cawapres sudah selesai,” ucap Herzaky pada Kompas.com, Selasa malam.

Dalam pandangannya, pertemuan kedua figur tersebut ingin menunjukan bahwa Anies terbuka dengan siapapun yang memiliki semangat perubahan dan melawan status quo.

“Karena Bu Susi ini dianggap sosok pendobrak yang berani melawan kekuasaan, oligarki, sama-sama menteri di periode pertamanya Pak Jokowi,” tuturnya.

Baca juga: Anies Temui Susi Pudjiastuti di Pangandaran, PKS: Gaya Pemberontak dan Perubahan Nyambung

Susi bukan solusi

Sementara itu, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menganggap Susi bukan solusi pemenangan Anies pada Pilpres 2024.

Malah, Susi dianggap bisa membawa petaka bagi KPP jika akhirnya dipilih oleh Anies untuk menjadi bacawapres. Alasannya, Demokrat bisa hengkang dan berpindah koalisi.

“Kalau melihat kepentingan politik mengamankan ambang batas presiden 20 persen, sangat riskan mengambil sosok non koalisi perubahan sebagai pendamping Anies. Bagi Demokrat tak ada jaminan akan terus berada di poros perubahan kalau wakilnya bukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY),” papar Adi pada Kompas.com, Rabu (26/7/2023).

Adi mengatakan, Demokrat bisa bertahan di KPP jika figur pendamping Anies memang terbukti bisa membawa kemenangan dan memiliki tingkat elektabilitas yang mumpuni.

Sementara, hasil jajak pendapat berbagai lembaga survei tak menunjukan Susi punya tingkat elektoral yang mumpuni.

Selain itu, lanjut dia, Susi juga tak memiliki basis massa seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang juga sempat diusulkan untuk menjadi pendamping Anies oleh Partai Nasdem.

Baca juga: Anies Baswedan Bertemu Susi Pudjiastuti di Pangandaran, Bahas Politik dan Sosial

“Kalau Khofifah dalam banyak hal bisa diharapkan untuk menutup kekurangan Anies. Khofifah itu kuat di Jawa Timur, posisinya sebagai gubernur, dan bisa mengorkestrasi kekuatan politik Nahdlatul Ulama (NU). Ini sesuatu yang sama sekali nyaris tidak pernah dimiliki oleh Bu Susi,” ungkap dia.

Terakhir, Adi menyatakan bahwa Susi bukan kunci untuk Anies mengejar ketertinggalan elektabilitas dari dua pesaingnya yaitu, bacapres dari Gerindra Prabowo Subianto dan jagoan PDI-P Ganjar Pranowo.

Baca juga: Nginap di Rumah Susi Pudjiastuti, Anies Baswedan Dimasakin Seafood

“Jadi ini bukan why on yang solutif, tapi, justru mereduksi semangat perubahan yang ingin mengejar ketertinggalan elektabilitas. Ini bisa jadi blunder yang cukup serius. Ini yang saya kira harus dikalkulasi betul, kalau butuh semangat perubahan untuk menang apakah harus Bu Susi jawabannya? Belum tentu. Itu enggak menjamin,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com