Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemesraan Anies dan Susi, Dianggap Cocok Nasdem-PKS, Dinilai "Lebay" Sama Demokrat

Kompas.com - 26/07/2023, 09:54 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan nampak menunjukan kedekatan dengan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Mulanya, Anies menemui Susi di kediamannya, Pangandaran, Jawa Barat, Senin (24/7/2023). Keduanya pun berbincang sembari menikmati senja. Ternyata, Anies menginap hingga Selasa (25/7/2023) pagi dan melanjutkan safari dengan mengunjungi nelayan di tempat pelelangan ikan Pangandaran.

Dalam kegiatan itu, Anies ditemani Susi. Keduanya juga sempat melihat suasana sekitar Pangandaran dengan menggunakan mobil pickup yang dikendarai oleh Susi.

Baca juga: Ditemani Susi Pudjiastuti, Anies Blusukan ke Tempat Pelelangan Ikan di Pangandaran

“Ngobrol macam-macam. Salah satunya, saya sedang sibuk bikin minyak kemiri,” kata Susi dikonfirmasi Kompas.com, Selasa.

Namun, ia enggan mengungkapkan lebih detail apa saja yang dibahas bersama mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Susi pun bungkam ketika ditanya soal apakah pertemuan itu juga membicarakan peluangnya menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres) dari KPP.

PKS-Nasdem anggap ada kecocokan

Kebersamaan Anies dan Susi mendapatkan respon positif dari dua partai politik (parpol) di internal KPP, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasdem.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menganggap, Anies dan Susi punya kecocokan. Anies dianggap figur yang merepresentasikan perubahan, sementara Susi erat dengan citra nyeleneh, dan pemberontak.

“Kan gaya pemberontak dan gaya perubahan nyambung. DNA-nya nyambung. Kita kan enggak pengen ada status quo, kita ingin ada perubahan,” ujar Mardani pada Kompas.com, Selasa.

Ia juga meyakini bahwa Susi bisa membantu pemenangan Anies pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Bagi Mardani, sosok seperti Susi dibutuhkan Indonesia dan menarik bagi masyarakat.

“Di kondisi sekarang, orang kayak Bu Susi punya nilai jual yang tinggi, karena Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Ya harus ada (sosok) yang gebrak, orang kayak Bu Susi yang suka nenggelamin kapal itu cocok,” katanya.

Baca juga: Susi Pudjiastuti Dinilai Cocok Jadi Cawapres Anies, Aksinya Jaga Laut Relevan dengan Narasi Perubahan

“Cocok (Anies-Susi), yang pertama, kalau calon (wakil presiden) Mas Anies perempuan, nilai tambahnya tinggi,” sambung dia.

Pandangan serupa dilontarkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Hermawi Taslim. Menurutnya, Susi memenuhi kriteria sebagai bacawapres Anies.

“Kandidat cawapres Anies itu kan lintas gender, bebas kasus hukum, dan berpengalaman di pemerintahan. Nah, dari kriteria itu seyogianya, Susi memenuhi syarat untuk jadi salah satu kandidat,” ungkapnya.

Bakal calon presiden (Bacapres) Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) Anies Baswedan (kanan) bersama mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Pangandaran, Jawa Barat, Senin (24/7/2023).Dok. Istimewa Bakal calon presiden (Bacapres) Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) Anies Baswedan (kanan) bersama mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Pangandaran, Jawa Barat, Senin (24/7/2023).

Tak hanya itu, Taslim melihat bahwa Anies dan Susi memiliki kesamaan suka menyapa masyarakat atau blusukan.

“Keduanya juga mempunyai persaman, ya sama-sama komunikatif dengan rakyat kecil dan senantiasa mengimpikan perubahan ke arah yang lebih baik dari negeri ini,” sebut dia.

Demokrat anggap berlebihan

Dihubungi terpisah, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menganggap berlebihan jika pertemuan Anies dan Susi dilihat sebagai upaya untuk mencari bacawapres.

Sebab, pembicaraan tentang bacawapres sudah selesai dan satu nama sudah dikantongi oleh Anies. Tinggal menunggu kapan deklarasi dilakukan.

Baca juga: Nasdem Anggap Susi Penuhi Kriteria sebagai Kandidat Cawapres Anies

“Tapi kalau pertemuan ini apakah akan berujung pada bacawapres atau tidak, menurut kami itu terlalu jauh. Kalau menurut kami, saat ini ya hal-hal wajar saja, enggak ada yang luar biasa, dalam konteks bursa cawapres sudah selesai,” ucap Herzaky pada Kompas.com, Selasa malam.

Dalam pandangannya, pertemuan kedua figur tersebut ingin menunjukan bahwa Anies terbuka dengan siapapun yang memiliki semangat perubahan dan melawan status quo.

“Karena Bu Susi ini dianggap sosok pendobrak yang berani melawan kekuasaan, oligarki, sama-sama menteri di periode pertamanya Pak Jokowi,” tuturnya.

Baca juga: Anies Temui Susi Pudjiastuti di Pangandaran, PKS: Gaya Pemberontak dan Perubahan Nyambung

Susi bukan solusi

Sementara itu, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menganggap Susi bukan solusi pemenangan Anies pada Pilpres 2024.

Malah, Susi dianggap bisa membawa petaka bagi KPP jika akhirnya dipilih oleh Anies untuk menjadi bacawapres. Alasannya, Demokrat bisa hengkang dan berpindah koalisi.

“Kalau melihat kepentingan politik mengamankan ambang batas presiden 20 persen, sangat riskan mengambil sosok non koalisi perubahan sebagai pendamping Anies. Bagi Demokrat tak ada jaminan akan terus berada di poros perubahan kalau wakilnya bukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY),” papar Adi pada Kompas.com, Rabu (26/7/2023).

Adi mengatakan, Demokrat bisa bertahan di KPP jika figur pendamping Anies memang terbukti bisa membawa kemenangan dan memiliki tingkat elektabilitas yang mumpuni.

Sementara, hasil jajak pendapat berbagai lembaga survei tak menunjukan Susi punya tingkat elektoral yang mumpuni.

Selain itu, lanjut dia, Susi juga tak memiliki basis massa seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang juga sempat diusulkan untuk menjadi pendamping Anies oleh Partai Nasdem.

Baca juga: Anies Baswedan Bertemu Susi Pudjiastuti di Pangandaran, Bahas Politik dan Sosial

“Kalau Khofifah dalam banyak hal bisa diharapkan untuk menutup kekurangan Anies. Khofifah itu kuat di Jawa Timur, posisinya sebagai gubernur, dan bisa mengorkestrasi kekuatan politik Nahdlatul Ulama (NU). Ini sesuatu yang sama sekali nyaris tidak pernah dimiliki oleh Bu Susi,” ungkap dia.

Terakhir, Adi menyatakan bahwa Susi bukan kunci untuk Anies mengejar ketertinggalan elektabilitas dari dua pesaingnya yaitu, bacapres dari Gerindra Prabowo Subianto dan jagoan PDI-P Ganjar Pranowo.

Baca juga: Nginap di Rumah Susi Pudjiastuti, Anies Baswedan Dimasakin Seafood

“Jadi ini bukan why on yang solutif, tapi, justru mereduksi semangat perubahan yang ingin mengejar ketertinggalan elektabilitas. Ini bisa jadi blunder yang cukup serius. Ini yang saya kira harus dikalkulasi betul, kalau butuh semangat perubahan untuk menang apakah harus Bu Susi jawabannya? Belum tentu. Itu enggak menjamin,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com