Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaduh LHKPN Dito Ariotedjo: Berawal dari "Hadiah" Ratusan Miliar Rupiah, Berujung Kata Maaf

Kompas.com - 25/07/2023, 16:20 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sosok Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo belakangan jadi sorotan. Ini bermula dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan Dito ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru-baru ini.

Menurut LHKPN tersebut, Dito memiliki harta kekayaan total Rp 282 miliar. Angka fantastis di usia Dito yang baru menginjak 32 tahun.

Lebih dari itu, Dito mencatatkan sebagian hartanya sebagai “hadiah”. Tak tanggung-tanggung, total aset yang dicatatkan Dito sebagai hadiah tersebut nilainya mencapai ratusan miliar rupiah.

Baca juga: KPK: Menpora Dito Ariotedjo Sepakat Revisi LHKPN

Berikut perincian LHKPN Dito yang dicatatkan sebagai hadiah:

  • Tanah dan bangunan seluas 3.623 meter persegi/3.838 meter persegi di Kab/Kota Jakarta Timur (hadiah): Rp 114.193.000.000.
  • Tanah dan Bangunan seluas 488 meter persegi/236 meter persegi di Kab/Kota --- (hadiah): Rp 10.000.000.000.
  • Tanah dan Bangunan seluas 346,65 meter persegi/346,65 meter persegi di Kab/Kota Jakarta Pusat (hadiah): Rp 17.350.000.000.
  • Tanah dan bangunan seluas 382,13 meter persegi/382,13 meter persegi di Kab/Kota Jakarta Selatan (hadiah): Rp 20.052.355.600.
  • Mobil Toyota Alphard 2,5G 2019 (hadiah): Rp 900.000.000.

Aset hasil hadiah itulah yang lantas jadi perhatian KPK. Terkait ini, KPK turun tangan meminta klarifikasi ke Dito.

Penjelasan Dito

Begitu gaduh, Dito langsung angkat bicara perihal LHKPN-nya. Dia bilang, harta kekayaan yang dia catatkan sebagai hadiah itu merupakan pemberian orangtua.

"Dari lima aset tanah, empat di antaranya adalah pemberian dari orangtua, jadi memang posisinya hadiah,” kata Dito kepada awak media, Selasa (18/7/2023).

“Namun, kita juga lagi tanya ke pihak hukum karena kemarin pas kita mau input, kalau hibah itu harus ada aktanya kan, karena aset ini langsung diberikan orangtua untuk istri saya, makanya kami tulisnya sebagai hadiah," tuturnya.

Baca juga: Menpora Dito Ariotedjo Sebut Hadiah Rumah Diperoleh Istrinya dari Orangtua Sebelum Menikah

Dito pun mengaku bahwa sebelum dia menjabat sebagai menteri, istrinya banyak menerima hadiah dari orangtua, yang tidak lain adalah mertuanya. Namun, hadiah tersebut tidak diberikan dalam kurun waktu bersamaan.

"Sebelumnya istri saya memang banyak menerima hadiah dari orangtuanya. Kalau diinput ke LHKPN, semua akta dan asal-usulnya jelas, dan kita berusaha jujur dalam laporannya,” kata Dito.

"Ini menjadi ramai, mungkin karena fantastis angkanya dan saya masih muda, namun kita kan tidak bisa milih lahir dari mana," lanjutnya.

Dito yang baru dilantik sebagai Menpora pada awal April lalu itu mengaku sempat bingung ketika mengisi LHKPN. Sebab, dia baru pertama kali menduduki jabatan publik.

Selain itu, katanya, Dito dan sang istri juga tak pernah menghitung aset yang mereka miliki.

“Selama ini, saya dan istri memang tidak pernah menghitung jumlah harta. Baik itu hadiah, aset perusahaan, dan lainnya,” tutur dia.

Baca juga: Menpora Dito Ariotedjo Minta Maaf LHKPN-nya Timbulkan Kegaduhan

Revisi

Sementara, KPK baru melakukan klarifikasi terhadap LHKPN yang dilaporkan Dito pada Senin (24/7/2023). Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan mengaku, semula pihaknya kaget dengan nilai hadiah di LHKPN Dito yang jumlahnya mencapai ratusan miliar rupiah.

Halaman:


Terkini Lainnya

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com