Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hendro Muhaimin
Koordinator Pendidikan dan Pelatihan Pusat Studi Pancasila UGM

Bertugas sebagai Koordinator Pendidikan dan Pelatihan Pusat Studi Pancasila UGM dan Direktur Eksekutif Sinergi Bangsa

Laju Pancasila di Antara Pembinaan dan Kecerdasan Buatan

Kompas.com - 25/07/2023, 06:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hanya saja, perlu disadari bahwa AI bukanlah entitas yang sepenuhnya mandiri, tetapi alat sekaligus cara yang dirancang oleh manusia sendiri.

Manusia memegang peran penting dalam merancang dan mengatur sistem AI untuk memastikan kebijakan yang berkeadilan, menjunjung etika, inklusif, dan menjamin keamanannya.

Bagaimana dengan ideologi? Meminjam istilah Glen Weyl dan Jaron Lanier, “AI is an Ideology, Not a Technology”, sebagai peneliti di Microsoft, melalui artikelnya menegaskan bahwa AI adalah keyakinan berbahaya yang gagal mengenali hak pilihan manusia.

AI paling baik dipahami sebagai ideologi politik dan sosial daripada sebagai sekeranjang algoritma.

Inti dari ideologinya adalah bahwa rangkaian teknologi, yang dirancang oleh elit teknis kecil, dapat dan harus menjadi otonom dari dan pada akhirnya menggantikan, bukannya melengkapi, bukan hanya manusia individu tetapi sebagian besar umat manusia.

Dalam konteks pembinaan ideologi Pancasila, kemunculan AI harusnya menjadi alat bantu yang baik. Hanya perlu memberikan arah dan pedoman yang tidak hanya konsisten, tetapi tumbuh secara organik seperti proses pembudayaan.

Warga negara harus melakukannya dengan komitmen yang lebih produktif dan dinamis dalam jangka panjang dan bukan lagi top-down.

Namun demikian, sebagaimana teknologi lain, karena AI dalam prosesnya didesain oleh manusia juga, maka paradigma dan algoritma tertentu tetap berlaku. Ini terjadi ketika menjawab isu-isu kontroversial, seperti SARA dan lainnya.

Selain berdasarkan desain pikiran manusia, jawaban-jawabannya menunjukkan bahwa AI sebetulnya juga memiliki “ideologi”, paling tidak dipengaruhi oleh yang mendesainnya atau data yang tersebar di masyarakat.

Oleh karena itu, narasi ideologi Pancasila perlu diperkuat dengan terstruktur, sistematis, dan masif pada wilayah yang mendukung data AI. Tentu juga manusianya.

Redefinisi cara pembinaan

Keterlibatan aktif warga negara dalam menciptakan teknologi dan sistem data, melalui berbagai gerakan kolektif menawarkan pandangan alternatif yang menarik.

Kondisi ini turut memberi penegasan bahwa AI menjadi bagian primer dalam tumbuh kembang teknologi pendidikan, khususnya wilayah pembinaan.

Hal ini tentu memberikan implikasi secara eksplisit terhadap proses sosialisasi dan pembinaan ideologi Pancasila pada masa depan.

Di Indonesia, penggunaan AI masih tergolong baru. Namun, beberapa aplikasi dan platform online telah dibuat untuk membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam berbagai kebutuhan.

Lalu, apakah data dan algoritma AI dapat digunakan untuk pembinaan ideologi Pancasila? Tentu untuk mencapai hal ini, pengambil kebijakan dan warga negara membutuhkan keterampilan yang lebih kuat untuk memanfaatkan dukungan AI secara maksimal.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com