Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Per Satu Pendorong Airlangga Mundur Dipanggil Dewan Etik Golkar

Kompas.com - 18/07/2023, 11:54 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Etik Partai Golkar mulai memanggil sejumlah politikus senior partai beringin yang menyuarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk mencopot Airlangga Hartarto dari posisi ketua umum, Senin (17/7/2023).

Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri (Soksi) Lawrence TP Siburian menjadi politikus senior pertama yang dipanggil Dewan Etik, kemarin. Sementara hari ini, Dewan Etik kembali menjadwalkan pemanggilan anggota Dewan Pakar Golkar, Ridwan Hisjam.

Pemeriksaan terhadap Lawrence berlangsung selama tiga jam, sejak pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB. 

Baca juga: Politikus Senior Golkar Pro Munaslub Bantah Ditunggangi Pihak yang Ngebet Nyapres

Usai pemanggilan, Lawrence mengungkapkan bahwa dirinya telah memberikan keterangan secara jelas kepada Dewan Etik mengenai alasannya mendorong Munaslub pada 13 Juli 2023 lalu.

Sebagai eksponen pendiri partai, menurutnya wajar bila kader senior partai mengemukakan pendapatnya.

"Dan selanjutnya tentu Dewan Etik juga mengharapkan agar segala sesuatu yang ingin dikemukakan oleh setiap kader atau anggota, dilakukan melalui mekanisme yang ada di dalam Partai Golkar," kata Lawrence.

Baca juga: Respons Airlangga soal Dewan Etik Panggil Politikus Senior Golkar karena Dorong Munaslub

"Dengan adanya kejadian ini, maka kita akan semakin mematangkan lagi aturan main dalam menjalankan fungsi-fungsi lembaga dan kewenangan daripada masing-masing lembaga sehingga semakin jelas apabila permasalahan atau persoalan bagaimana mekanisme penyampaiannya dan jalan keluarnya," ujarnya lagi.

Ia pun membantah bahwa dorongan Munaslub dan pergantian Airlangga itu diberikan oleh salah satu pihak yang tengah berjuang untuk mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden, sebagaimana tudingan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Presiden Partai Golkar Nusron Wahid sebelumnya.

"Enggak ada sama sekali, enggak. Dari kita juga enggak menguhubungi, karena kita tuh betul-betul kita tidak ditunggangi, tidak menunggangi," ujar Lawrence.

Baca juga: Dewan Etik Nilai Wajar Dorongan Munaslub Pencopotan Airlangga oleh Senior Golkar

Lawrence menegaskan bahwa dorongan untuk dilakukan Munaslub ini dilakukan murni karena rasa cinta terhadap Golkar. Terlebih, menurut Lawrence, wacana Munaslub tersebut sudah berbulan-bulan didiskusikan sebelum dibuka ke publik.

Ia juga mengklaim ada 15 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Golkar yang menolak wacana Munaslub tersebut.

Lawrence meminta publik yang menilai bagaimana sikap DPD sisanya. Sebab, di setiap keputusan, pasti ada reward and punishment yang harus diterima.

"Dinilai saja kalau 38 DPD, 15 menolak, gitu lho," katanya.

Baca juga: Diperiksa 3 Jam karena Dorong Munaslub untuk Copot Airlangga, Senior Golkar: Karena Kecintaan

Dianggap wajar, tapi...

Ketua Dewan Etik Partai Golkar Mohammad Hatta mengatakan, pihaknya menganggap wajar wacana Munaslub yang digulirkan oleh para politisi senior Golkar. Meskipun, agendanya adalah pencopotan Airlangga dari kursi Ketua Umum (Ketum) Golkar.

Hatta menyebut bahwa Dewan Etik Golkar memahami wacana Munaslub tersebut usai mendapat penjelasan dari Lawrence.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com