Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Kabur dari KIB oleh Golkar, PPP: Bangun Kerja Sama Politik Perintah Konstitusi

Kompas.com - 13/07/2023, 05:40 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arwani Thomafi tak ambil pusing partainya disebut Partai Golkar kabur dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), usai mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (bacapres).

Ia mengingatkan bahwa membangun koalisi atau kerja sama politik merupakan hak partai politik yang dijamin oleh Konstitusi atau Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

"Satu hal ya yang harus juga kita ketahui, membangun kerja sama antar partai politik, ya, atau koalisi, adalah perintah dari konstitusi. (Pasal) 6A ayat 2 jelas di sana. Jadi bukan hanya dilindungi oleh Undang Undang Dasar 45, tapi juga perintah," kata Arwani dalam acara Satu Meja The Forum yang ditayangkan Kompas TV, Rabu (12/7/2023) malam.

Baca juga: Sudah Kerja Sama dengan PPP, PDI-P Akui Terus Komunikasi ke Lima Parpol Parlemen Ini

Dalam hal ini, pasal yang dimaksud menyebutkan bahwa pasangan capres dan cawapres diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta pemilu sebelum pelaksanaan pemilu.

Selain perintah konstitusi, soal membangun koalisi juga melihat pentingnya kesamaan gagasan atau visi yang dibawa partai partai politik.

Jika gagasan dan visi partai politik itu menemui kesepahaman, maka koalisi bisa terbentuk.

"Yang ketiga, tentu ada sejarah, ada perjalanan-perjalanan yang menguatkan antara kekuatan dua partai itu sehingga bisa menyatu," imbuh dia.

Baca juga: Soal KIB, Waketum Golkar: Sekarang Sudah Mulai Rugi karena PPP Kabur

Namun, Arwani tak memerinci apa saja kesamaan sejarah yang dimiliki PPP dan PDI-P.

Ia hanya menyampaikan bahwa ketiga hal tersebut tentu menjadi pertimbangan PPP dalam menentukan arah kerja sama politik atau koalisi.

"Dengan segala pencermatan, dengan segala perhitungan memutuskan untuk melakukan kerja sama politik dengan PDI Perjuangan, tentu itu didasari tadi tiga hal tadi," ujarnya.

"Tidak ada misalnya saling meninggalkan. Jadi kalau sudah perintah konstitusi, maka, menang kalah saya kira itu bagian komitmen pengabdian kita kepada bangsa dan negara," tambah dia.

Adapun Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia tidak menampik, KIB mulai merugi setelah PPP kabur. Hal itu disampaikan Doli dalam forum yang sama.

Baca juga: Soal Golkar Wacanakan Bentuk Poros Baru, PPP Sebut Sudah Bersama PDI-P Usung Ganjar

Mulanya, forum yang dihadiri para elite partai politik di koalisi pemerintahan itu membicarakan soal untung-rugi koalisi.

Doli mengatakan, Golkar membangun koalisi bersama PAN dan PPP jauh-jauh hari bukan hanya untuk berpikir menang dalam Pemilu 2024.

"Kami bertemu dengan PAN dan PPP membicarakan apa yang kami bangun narasi tentang Indonesia ke depan," kata Doli.

"Kami sambil menunjukkan kalau pembicaran pilpres ini jauh-jauh hari sebelum hari H pendaftaran, kami sudah bisa berdialektika dengan sesama partai maupun masyarakat," ucap dia.

Namun, pada akhirnya, sebut Doli, KIB sudah mulai menunjukkan kerugian.

Baca juga: PPP Wacanakan Koalisi Besar Usung Ganjar, PAN: Jika Beda Pilihan, KIB Tinggal Pusara

Sebab, PPP mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang mana kader PDI-P, untuk menjadi bakal calon presiden 2024.

"Pada akhirnya kalau bicara tentang untung rugi, sekarang sudah mulai agak rugi-rugi karena PPP sudah mulai kabur," kata Doli yang disambut tawa elite politik lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com