JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai, intensnya pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bisa jadi mengindikasikan dukungan presiden terkait Pemilu Presiden 2024.
Tak menutup kemungkinan, Jokowi memberikan dukungan untuk Prabowo mencaonkan diri sebagai presiden.
“Apakah kebersamaan ini bisa dilihat sebagai kode keras dari presiden mengenai siapa paling diharapkan dapat menjadi presiden selama lima tahun mendatang? Bisa saja hal itu demikian ditafsirkan,” kata Bawono kepada Kompas.com, Kamis (29/6/2023).
Baca juga: Mengintip Harta 3 Bakal Capres: Prabowo, Ganjar, dan Anies, Siapa Paling Kaya?
Belakangan, dalam berbagai kegiatan kenegaraan dan kunjungan ke daerah, presiden hampir selalu mengajak Menteri Pertahanan (Menhan) itu.
Jokowi juga tak sekali dua kali memuji, bahkan terang-terangan memberikan endorsement atau dukungan ke Prabowo.
Baru-baru ini, Jokowi mengundang Prabowo dalam pertemuan empat mata di Istana Negara. Dalam sebulan, pertemuan terjadi sebanyak tiga kali.
Prabowo pun secara terbuka mengungkap bahwa pertemuan tersebut turut membahas persoalan politik dan rencana-rencana dirinya ke depan.
“Sulit dimungkiri kedua tokoh ini memang dilihat publik sangat memiliki kedakatan baik secara personal maupun politik,” ujar Bawono.
Memang, kata Bawono, Jokowi tak bisa dilepaskan dari PDI Perjuangan yang telah mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) Pemilu 2024.
Namun, sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang didukung oleh banyak partai politik, Jokowi bisa jadi punya kepentingan sendiri.
Oleh karenanya, terbuka kemungkinan preferensi politik Jokowi pada pemilu mendatang berbeda dengan pilihan PDI-P.
“Respons Puan Maharani dan elite-elite politik PDI Perjuangan lain mengenai kedekatan atau juga kebersamaan Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto memang sangat normatif sekali dengan mengatakan kebersamaan tersebut tidak lebih dari relasi presiden dan menteri,” kata Bawono.
“Tapi, di balik sikap normatif tersebut justru terlihat seperti tersimpan rasa kecemasan atas kedekatan Presiden Joko Widodo dan Prabowo,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, Prabowo Subianto kembali bertemu empat mata dengan Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/6/2023) sore. Dengan pertemuan kemarin, Jokowi dan Prabowo setidaknya sudah tiga kali bertemu di Istana selama satu bulan terakhir.
Prabowo mengungkap, dalam pertemuan itu presiden memberikan sejumlah arahan terkait tugas-tugasnya sebagai Menteri Pertahanan.
Namun demikian, Prabowo juga tak membantah bahwa ada pembicaraan politik antara dirinya dan kepala negara. Kepada Prabowo, Jokowi juga bertanya soal rencananya ke depan di kancah politik.
“Ya bertanya tentang rencana-rencana saya ke depan dan sebagainya,” ujar Prabowo usai pertemuan.
Baca juga: Jokowi-Prabowo Intens Bertemu, Pengamat Duga Bahas Politik Jelang Pemilu 2024
Sebelumnya, pada 9 Juni 2023, Jokowi juga memanggil Prabowo ke Istana Kepresidenan, Jakarta. Keduanya bertemu di tengah hangatnya isu proporsal perdamaian Rusia-Ukraina yang diusulkan Prabowo.
Sepekan berselang, pada 18 Juni 2023, Prabowo kembali dipanggil Jokowi. Kali ini, pertemuan dihelat di Istana Kepresidenan Bogor dengan agenda makan siang.
Adapun Prabowo telah diumumkan Partai Gerindra sebagai bakal calon presiden (capres) Pemilu 2024. Sementara, PDI-P bakal mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon RI-1.
Bakal capres lainnya yakni Anies Baswedan didukung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang digagas Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.