Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Mengenal BGSi, Layanan Kesehatan Presisi untuk Cegah dan Tangani Penyakit secara Akurat

Kompas.com - 28/06/2023, 15:41 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

Tak hanya itu, data genom manusia juga dapat digunakan untuk tindakan preventif. Dengan mengetahui hasil analisis data genom, faktor risiko seseorang dapat diungkap, seperti penyakit atau gangguan tertentu.

Dengan cepatnya deteksi terhadap suatu penyakit, semakin cepat pula penanganan atau antisipasi terhadap risiko penularan kepada orang lain.

Ririn juga menyebutkan, BGSi dapat membuat penanganan kesehatan menjadi lebih presisi dan personal, mengingat penyakit yang sama tidak selalu membutuhkan obat atau treatment yang sama.

“Tidak ada satu treatment yang bisa dipakai dan sesuai untuk semua orang. Yang paling tidak diinginkan dari efek treatment itu adalah efek negatifnya. Bukannya sembuh malah dapet efek samping. Itu mungkin terjadi. Kita bisa tahu dari DNA pasien,” terangnya.

Pemanfaatan BGSi dalam menekan kasus TBC

Pada kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Paru Pompini Agustina Sitompul mengatakan, pemanfaatan BGSi bermanfaat dalam menekan kasus TBC, utamanya kasus TBC resisten obat.

Baca juga: Mengenal Manfaat Pengurutan Genom Manusia Bagi Kesehatan

Saat ini, pemerintah menerapkan tes cepat molekuler (TCM) untuk menangkap gen resisten pada pasien yang mengalami atau dalam pengobatan TBC.

TCM dapat memotong deteksi kuman Mycobacterium tuberculosis (MTB) dalam satu atau dua hari dibandingkan tes biasa yang bisa memakan waktu empat hingga delapan minggu.

“Penggunaan TCM ini bisa memberikan hasil dengan cepat sehingga kami, misalnya, menemukan ada uman MTB yang resisten terhadap satu obat tertentu,” ujarnya.

Dia menegaskan, ketepatan obat dalam menangani TBC sangat penting. Hal ini karena kemampuan obat untuk membunuh bakteri diperlukan dalam menghindari resistensi bagi pasien yang sudah sembuh.

Sebagai informasi, kasus TBC di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Per 2022, sebanyak 824.000 orang di Indonesia menderita TBC dan diperkirakan sebanyak 93.000 orang meninggal setiap tahunnya.

Baca juga: Pemeriksaan Genome Sequencing untuk Atasi Tuberkulosis Kebal Obat

Pompini mengatakan, kenaikkan kasus TBC di Indonesia tergolong cepat. Sementara itu, penggunaan TCM saat ini baru dapat mengetahui satu jenis gen terhadap obat.

Untuk itu, dia mendorong pemeriksaan TBC menggunakan targeted sequencing terhadap obat dengan melihat gen-gen apa saja yang resisten. Dengan demikian deteksi dan penanganan terhadap pasien TBC dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

“Dengan melakukan targeted sequencing yang diinisiasi secara nasional, kami akan menangkap lebih cepat dan banyak informasi resistensi sehingga dapat menentukan obat yang tepat lebih cepat,” terangnya.

Pompini menegaskan, tujuan penggunaan BGSi dalam penanganan TBC adalah memperkuat diagnosis TBC resistensi obat yang diharapkan berdampak positif pada manajemen klinis.

Sementara itu, Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes L Rizka Andalusia mengatakan, keterbatasan jumlah laboratorium dapat berdampak pada waktu pengobatan pasien yang lebih lama.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi Ingatkan BPKP Jangan Cari-Cari Kesalahan: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Jokowi Ingatkan BPKP Jangan Cari-Cari Kesalahan: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Nasional
Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Nasional
Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Nasional
Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Nasional
Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

Nasional
Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Nasional
Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Nasional
Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Nasional
Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Nasional
Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Nasional
Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com