Rupanya, keberuntungan berpihak pada Viktor. Dia terpilih melenggang ke Senayan dan menjabat sebagai anggota DPR Fraksi Golkar periode 2004-2009.
Setelah habis masa jabatannya, Viktor vakum selama lima tahun dari dunia politik. Kemudian, tahun 2014, dia kembali maju sebagai calon legislator, namun kali ini dari Partai Nasdem.
Lagi-lagi, Viktor mendapat banyak dukungan dari para pemilih. Dia kembali duduk di Parlemen sebagai anggota DPR RI Fraksi Nasdem untuk masa jabatan 2014-2019.
Namun, belum habis masa jabatannya, tahun 2018 Viktor memutuskan maju sebagai calon gubernur NTT berpasangan dengan Josef Nae Soi.
Kala itu, Viktor-Josef yang diusung oleh Partai Nasdem, Golkar, Hanura, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sukses mengalahkan tiga pasangan calon (paslon) pesaing mereka yakni Marianus Sae-Emelia Nomleni, Esthon L Foenay-Christian Rotok, dan Benny Harman-Benny Litelnoni. Keduanya pun menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2018-2023.
Jelang pembentukan kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin pada Oktober 2019 lalu, nama Viktor santer disebut sebagai salah seorang kandidat menteri. Ketika itu, Viktor baru setahun menjabat sebagai Gubernur NTT.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem saat itu, Johnny G Plate, mengatakan, Viktor siap jika ditempatkan sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Namun, katanya, Viktor juga siap ditempatkan di posisi mana pun.
Baca juga: Perjalanan Politik Sandiaga: Dari Gerindra ke Panggung Pilkada-Pilpres, Kini Berlabuh ke PPP
"Kalau Pak Viktor jadi menteri LHK atau menteri lainnya, Gubernur NTT ini sudah tau Jakarta, sudah tau landscape politik di Jakarta. Mau ditaruh di mana saja siap," kata Johnny di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
Namun, Nasdem lantas mengungkap bahwa Viktor menolak tawaran menjadi menteri. Partai pimpinan Surya Paloh tersebut mengeklaim, kadernya itu masih banyak diinginkan oleh rakyat NTT.
"Banyak aspirasi rakyat dan tokoh-tokoh masyarakat dan agama NTT meminta ke presiden untuk kakak Victor tetap memimpin NTT," kata Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya saat dikonfirmasi, Senin (20/10/2019).
"Karena masif permintaan untuk beliau (Viktor Laiskodat) terus memimpin NTT," lanjutnya.
Baca juga: Pilkada DKI Dinilai Tetap Punya Magnet Politik, meski Bukan Ibu Kota
Viktor pun sempat angkat bicara terkait ini. Dia bilang, sebelum mengambil keputusan menolak tawaran kursi menteri, dia sudah berdiskusi intens dengan petinggi Nasdem dan Presiden Jokowi.
“Lewat diskusi mendalam, baik dari partai dan presiden, memahami betul bahwa pembangunan di NTT perlu dilanjutkan. Karena itu saya ditugaskan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang ada," ujar Viktor, kepada sejumlah wartawan usai turun dari jet pribadi di Bandara El Tari Kupang, Senin (21/10/2019).
Kala itu, Viktor mengatakan, jika diperintah presiden untuk menjadi menteri, maka tidak ada pilihan lain selain menerimanya. Namun, ketika disuruh memilih, dia memutuskan menjadi Gubernur NTT.
"Saya ditugaskan untuk menyelesaikan tugas di sini, karena dilihat bahwa NTT perlu ada prioritas dan kerja-kerja yang luar biasa," kata Viktor.
"Kalau disuruh memilih pasti saya akan pulang, karena saya majunya sebagai gubernur," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.