Salin Artikel

Profil Viktor Laiskodat, Gubernur NTT yang Mundur karena Maju Jadi Caleg Nasdem

JAKARTA, KOMPAS.com - Viktor Laiskodat mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT). Politikus Partai Nasdem itu bakal mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada Pemilu 2024.

Pengunduran diri tersebut merupakan syarat bagi kepala daerah yang sedang menjabat jika hendak mencalonkan diri sebagai anggota legislatif (caleg).

"Begini, pengunduran diri itu dibuat dalam rangka persyaratan pemenuhan caleg. Jadi, pengunduran diri lebih awal itu memang dipersyaratkan bahwa ketika orang sedang menjabat gubernur kemudian maju sebagai caleg, dia harus membuat pernyataan pengunduran diri," kata Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali saat dihubungi, Kamis (22/6/2023).

Sedianya, jabatan Viktor sebagai Gubernur NTT baru akan berakhir pada 5 September 2023. Namun, dengan surat pengunduran diri, ketika Viktor terpilih sebagai anggota DPR, dia otomatis mundur dari kursi NTT-1.

Kendati telah menyampaikan surat pengunduran diri, kata Ali, Viktor tak langsung berhenti bekerja sebagai Gubernur NTT. Sebabnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum mengumumkan daftar calon tetap (DCT) Pemilu Legislatif 2024.

"Belum masuk sebagai caleg. Kan dia belum terdaftar sebagai caleg, belum DCT (daftar calon tetap). Seseorang itu menjadi mengikat sebagai caleg ketika dia DCT kan. Nah beliau kan masih DCS (daftar calon sementara). Tetapi KPU dijadikan satu syarat harus membuat persetujuan pengunduran diri lebih awal," terang Ali.

Nama Viktor Laiskodat tak asing lagi di panggung politik. Sebelum menjabat sebagai gubernur, Viktor pernah duduk di kursi Parlemen.

Bahkan, Viktor sempat dikabarkan bakal menjadi menteri Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo. Selengkapnya, berikut profil Viktor Laiskodat.

Awal karier

Viktor Bungtilu Laiskodat lahir di Kupang, NTT, 17 Februari 1965. Dia menghabiskan masa kecil hingga remaja di kota kelahirannya.

Tamat SMA, Viktor merantau ke Ibu Kota untuk melanjutkan pendidikan S1 di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia (STHI) Jakarta. Dia lantas menamatkan studi magister dan doktoral di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Kiprah politik Viktor berawal dari pencalonannya sebagai Gubernur NTT tahun 2003.
Viktor yang waktu itu berusia 38 tahun telah sukses menjadi pengusaha muda di Jakarta.

Diusung oleh gabungan partai di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTT, Viktor maju ke panggung pemilihan berpasangan dengan Simon Hayon yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati Flores Timur.

Saat itu, pemilihan gubernur masih dilakukan secara tertutup oleh anggota DPRD NTT. Dalam pemilihan yang berlangsung dua babak tersebut, Viktor dan Simon kalah satu suara, 27 berbanding 28, dari pasangan Piet Alexander Tallo dan Frans Lebu Raya.

Dari Golkar ke Nasdem

Gagal di pemilihan gubernur, Viktor kembali ke Jakarta untuk melanjutkan usahanya. Namun, dia tak kapok menjajal peruntungan di politik.

Setahun kemudian tepatnya tahun 2004, Viktor bergabung dengan Partai Golkar. Dia mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) NTT 2.

Rupanya, keberuntungan berpihak pada Viktor. Dia terpilih melenggang ke Senayan dan menjabat sebagai anggota DPR Fraksi Golkar periode 2004-2009.

Lagi-lagi, Viktor mendapat banyak dukungan dari para pemilih. Dia kembali duduk di Parlemen sebagai anggota DPR RI Fraksi Nasdem untuk masa jabatan 2014-2019.

Namun, belum habis masa jabatannya, tahun 2018 Viktor memutuskan maju sebagai calon gubernur NTT berpasangan dengan Josef Nae Soi.

Kala itu, Viktor-Josef yang diusung oleh Partai Nasdem, Golkar, Hanura, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sukses mengalahkan tiga pasangan calon (paslon) pesaing mereka yakni Marianus Sae-Emelia Nomleni, Esthon L Foenay-Christian Rotok, dan Benny Harman-Benny Litelnoni. Keduanya pun menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2018-2023.

Tolak kursi menteri

Jelang pembentukan kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin pada Oktober 2019 lalu, nama Viktor santer disebut sebagai salah seorang kandidat menteri. Ketika itu, Viktor baru setahun menjabat sebagai Gubernur NTT.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem saat itu, Johnny G Plate, mengatakan, Viktor siap jika ditempatkan sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Namun, katanya, Viktor juga siap ditempatkan di posisi mana pun.

"Kalau Pak Viktor jadi menteri LHK atau menteri lainnya, Gubernur NTT ini sudah tau Jakarta, sudah tau landscape politik di Jakarta. Mau ditaruh di mana saja siap," kata Johnny di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).

Namun, Nasdem lantas mengungkap bahwa Viktor menolak tawaran menjadi menteri. Partai pimpinan Surya Paloh tersebut mengeklaim, kadernya itu masih banyak diinginkan oleh rakyat NTT.

"Banyak aspirasi rakyat dan tokoh-tokoh masyarakat dan agama NTT meminta ke presiden untuk kakak Victor tetap memimpin NTT," kata Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya saat dikonfirmasi, Senin (20/10/2019).

"Karena masif permintaan untuk beliau (Viktor Laiskodat) terus memimpin NTT," lanjutnya.

Viktor pun sempat angkat bicara terkait ini. Dia bilang, sebelum mengambil keputusan menolak tawaran kursi menteri, dia sudah berdiskusi intens dengan petinggi Nasdem dan Presiden Jokowi.

“Lewat diskusi mendalam, baik dari partai dan presiden, memahami betul bahwa pembangunan di NTT perlu dilanjutkan. Karena itu saya ditugaskan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang ada," ujar Viktor, kepada sejumlah wartawan usai turun dari jet pribadi di Bandara El Tari Kupang, Senin (21/10/2019).

Kala itu, Viktor mengatakan, jika diperintah presiden untuk menjadi menteri, maka tidak ada pilihan lain selain menerimanya. Namun, ketika disuruh memilih, dia memutuskan menjadi Gubernur NTT.

"Saya ditugaskan untuk menyelesaikan tugas di sini, karena dilihat bahwa NTT perlu ada prioritas dan kerja-kerja yang luar biasa," kata Viktor.

"Kalau disuruh memilih pasti saya akan pulang, karena saya majunya sebagai gubernur," lanjutnya.

https://nasional.kompas.com/read/2023/06/23/11364391/profil-viktor-laiskodat-gubernur-ntt-yang-mundur-karena-maju-jadi-caleg

Terkini Lainnya

Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke