Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Viktor Laiskodat, Gubernur NTT yang Mundur karena Maju Jadi Caleg Nasdem

Kompas.com - 23/06/2023, 11:36 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Viktor Laiskodat mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT). Politikus Partai Nasdem itu bakal mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada Pemilu 2024.

Pengunduran diri tersebut merupakan syarat bagi kepala daerah yang sedang menjabat jika hendak mencalonkan diri sebagai anggota legislatif (caleg).

"Begini, pengunduran diri itu dibuat dalam rangka persyaratan pemenuhan caleg. Jadi, pengunduran diri lebih awal itu memang dipersyaratkan bahwa ketika orang sedang menjabat gubernur kemudian maju sebagai caleg, dia harus membuat pernyataan pengunduran diri," kata Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali saat dihubungi, Kamis (22/6/2023).

Baca juga: Viktor Laiskodat Mengundurkan Diri dari Gubernur NTT

Sedianya, jabatan Viktor sebagai Gubernur NTT baru akan berakhir pada 5 September 2023. Namun, dengan surat pengunduran diri, ketika Viktor terpilih sebagai anggota DPR, dia otomatis mundur dari kursi NTT-1.

Kendati telah menyampaikan surat pengunduran diri, kata Ali, Viktor tak langsung berhenti bekerja sebagai Gubernur NTT. Sebabnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum mengumumkan daftar calon tetap (DCT) Pemilu Legislatif 2024.

"Belum masuk sebagai caleg. Kan dia belum terdaftar sebagai caleg, belum DCT (daftar calon tetap). Seseorang itu menjadi mengikat sebagai caleg ketika dia DCT kan. Nah beliau kan masih DCS (daftar calon sementara). Tetapi KPU dijadikan satu syarat harus membuat persetujuan pengunduran diri lebih awal," terang Ali.

Baca juga: Kemendagri Belum Terima Surat Pengunduran Diri Gubernur NTT Viktor Laisdokat

Nama Viktor Laiskodat tak asing lagi di panggung politik. Sebelum menjabat sebagai gubernur, Viktor pernah duduk di kursi Parlemen.

Bahkan, Viktor sempat dikabarkan bakal menjadi menteri Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo. Selengkapnya, berikut profil Viktor Laiskodat.

Awal karier

Viktor Bungtilu Laiskodat lahir di Kupang, NTT, 17 Februari 1965. Dia menghabiskan masa kecil hingga remaja di kota kelahirannya.

Tamat SMA, Viktor merantau ke Ibu Kota untuk melanjutkan pendidikan S1 di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia (STHI) Jakarta. Dia lantas menamatkan studi magister dan doktoral di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Baca juga: Surya Paloh Bela Viktor Laiskodat Soal Kebijakan Masuk Sekolah Jam 05.30 Pagi

Kiprah politik Viktor berawal dari pencalonannya sebagai Gubernur NTT tahun 2003.
Viktor yang waktu itu berusia 38 tahun telah sukses menjadi pengusaha muda di Jakarta.

Diusung oleh gabungan partai di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTT, Viktor maju ke panggung pemilihan berpasangan dengan Simon Hayon yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati Flores Timur.

Saat itu, pemilihan gubernur masih dilakukan secara tertutup oleh anggota DPRD NTT. Dalam pemilihan yang berlangsung dua babak tersebut, Viktor dan Simon kalah satu suara, 27 berbanding 28, dari pasangan Piet Alexander Tallo dan Frans Lebu Raya.

Dari Golkar ke Nasdem

Gagal di pemilihan gubernur, Viktor kembali ke Jakarta untuk melanjutkan usahanya. Namun, dia tak kapok menjajal peruntungan di politik.

Setahun kemudian tepatnya tahun 2004, Viktor bergabung dengan Partai Golkar. Dia mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) NTT 2.

Rupanya, keberuntungan berpihak pada Viktor. Dia terpilih melenggang ke Senayan dan menjabat sebagai anggota DPR Fraksi Golkar periode 2004-2009.

Setelah habis masa jabatannya, Viktor vakum selama lima tahun dari dunia politik. Kemudian, tahun 2014, dia kembali maju sebagai calon legislator, namun kali ini dari Partai Nasdem.

Lagi-lagi, Viktor mendapat banyak dukungan dari para pemilih. Dia kembali duduk di Parlemen sebagai anggota DPR RI Fraksi Nasdem untuk masa jabatan 2014-2019.

Namun, belum habis masa jabatannya, tahun 2018 Viktor memutuskan maju sebagai calon gubernur NTT berpasangan dengan Josef Nae Soi.

Kala itu, Viktor-Josef yang diusung oleh Partai Nasdem, Golkar, Hanura, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sukses mengalahkan tiga pasangan calon (paslon) pesaing mereka yakni Marianus Sae-Emelia Nomleni, Esthon L Foenay-Christian Rotok, dan Benny Harman-Benny Litelnoni. Keduanya pun menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2018-2023.

Tolak kursi menteri

Jelang pembentukan kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin pada Oktober 2019 lalu, nama Viktor santer disebut sebagai salah seorang kandidat menteri. Ketika itu, Viktor baru setahun menjabat sebagai Gubernur NTT.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem saat itu, Johnny G Plate, mengatakan, Viktor siap jika ditempatkan sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Namun, katanya, Viktor juga siap ditempatkan di posisi mana pun.

Baca juga: Perjalanan Politik Sandiaga: Dari Gerindra ke Panggung Pilkada-Pilpres, Kini Berlabuh ke PPP

"Kalau Pak Viktor jadi menteri LHK atau menteri lainnya, Gubernur NTT ini sudah tau Jakarta, sudah tau landscape politik di Jakarta. Mau ditaruh di mana saja siap," kata Johnny di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).

Namun, Nasdem lantas mengungkap bahwa Viktor menolak tawaran menjadi menteri. Partai pimpinan Surya Paloh tersebut mengeklaim, kadernya itu masih banyak diinginkan oleh rakyat NTT.

"Banyak aspirasi rakyat dan tokoh-tokoh masyarakat dan agama NTT meminta ke presiden untuk kakak Victor tetap memimpin NTT," kata Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya saat dikonfirmasi, Senin (20/10/2019).

"Karena masif permintaan untuk beliau (Viktor Laiskodat) terus memimpin NTT," lanjutnya.

Baca juga: Pilkada DKI Dinilai Tetap Punya Magnet Politik, meski Bukan Ibu Kota

Viktor pun sempat angkat bicara terkait ini. Dia bilang, sebelum mengambil keputusan menolak tawaran kursi menteri, dia sudah berdiskusi intens dengan petinggi Nasdem dan Presiden Jokowi.

“Lewat diskusi mendalam, baik dari partai dan presiden, memahami betul bahwa pembangunan di NTT perlu dilanjutkan. Karena itu saya ditugaskan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang ada," ujar Viktor, kepada sejumlah wartawan usai turun dari jet pribadi di Bandara El Tari Kupang, Senin (21/10/2019).

Kala itu, Viktor mengatakan, jika diperintah presiden untuk menjadi menteri, maka tidak ada pilihan lain selain menerimanya. Namun, ketika disuruh memilih, dia memutuskan menjadi Gubernur NTT.

"Saya ditugaskan untuk menyelesaikan tugas di sini, karena dilihat bahwa NTT perlu ada prioritas dan kerja-kerja yang luar biasa," kata Viktor.

"Kalau disuruh memilih pasti saya akan pulang, karena saya majunya sebagai gubernur," lanjutnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com