Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Perjumpaan dan Jabat Tangan SBY-Megawati di Tengah "Perang Dingin"...

Kompas.com - 20/06/2023, 16:45 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gagasan agar Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mencuat.

Dorongan tersebut disuarakan sejumlah pihak menyusul pertemuan putri Megawati yang juga Ketua DPP PDI-P, Puan Maharani, dengan putra SBY yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, baru-baru ini.

Harapan pertemuan dua elite politik tersebut salah satunya diungkapkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Jansen Sitindaon.

"Sekjen dengan sekjen sudah bertemu, mencair kembali dengan ke pertemuan Mbak Puan dan Mas AHY. Syukur-syukur nanti lebih jauh lagi, Pak SBY dan Ibu Mega (bertemu)," ujar Jansen saat ditemui di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (18/6/2023).

Baca juga: Usai Pertemuan AHY-Puan, SBY Cerita soal Mimpi Naik Kereta Api Bareng Jokowi dan Megawati

Tak hanya Jansen, Nasdem, rekan Demokrat di Koalisi Perubahan untuk Persatuan, bahkan mendorong pertemuan antara Megawati dan SBY. Menurut Nasdem, silaturahmi baik untuk mencairkan ketegangan politik.

“Pertemuan itu kita beri apresiasi. Itu bagus, silaturahmi itu bagus, itu tradisi kita yang baik,” kata Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu Partai Nasdem Effendi Choirie dalam tayangan Kompas Petang Kompas TV, Senin (19/6/2023).

“Lebih bagus lagi dilanjutkan Pak SBY dengan Ibu Mega, dua negarawan ini harus tampil bareng, komunikasi bareng, jangan sampai ada slek-slek (cekcok),” tuturnya.

Menanggapi usulan tersebut, Puan seakan membuka pintu. Katanya, PDI-P pun berharap ibundanya suatu hari dapat bertemu dengan SBY.

“Tidak ada kata tidak. Semua itu masih ada harapan, jadi jangan putus asa,” ujar Puan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (20/6/2023).

“Kita ya tentu saja berharap, pada waktunya nanti, semuanya berkumpul, guyub ya,” katanya lagi.

Baca juga: Saat Megawati dan SBY Kompak Titip Pesan untuk Pertemuan 4 Mata Puan-AHY...

Hubungan Megawati dan SBY memang selalu menarik perhatian publik. Selama hampir dua dekade, “perang dingin” seolah terjadi di antara keduanya.

Kabar yang beredar, perseteruan itu bermula dari rivalitas politik jelang Pemilu Presiden 2004 silam. Saat itu, Mega kalah dan terpaksa menyerahkan tongkat kepemimpinannya ke SBY, mantan Menteri Koordiantor Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) di Kabinet Gotong Royong yang dia pimpin.

Kekalahan Mega berulang pada Pemilu Presiden 2009. Saat itu, Mega yang mencalonkan diri sebagai presiden berpasangan dengan Prabowo Subianto tak mampu mengungguli SBY-Boediono.

Ketika SBY memimpin pemerintahan, PDI-P memilih berada di garis luar sebagai oposisi. Selama sepuluh tahun pemerintahan dikuasai Demokrat, selama itu pula Megawati dan jajaran PDI-P lainnya setia melempar kritikan.

Selama belasan tahun pula, SBY dan Mega hampir tak pernah tampak bersama, apalagi intens berkomunikasi. Perjumpaan keduanya hanya di acara-acara resmi. Jika pun bersua, Megawati dan SBY biasanya hanya berjabat tangan sebentar sebelum akhirnya melanjutkan kegiatan masing-masing.

Baca juga: Kisah Mimpi Naik Kereta Bersama, Upaya SBY Ambil Hati Mega...

Berikut jejak jabat tangan dan pertemuan Megawati-SBY selama hampir dua dekade pada masa “perang dingin”.

Pilpres 2009

30 Mei 2009 menjadi pertemuan Mega dan SBY yang pertama setelah sekitar lima tahun tak berjumpa atau sejak tahun 2004. Saat itu, keduanya bertemu dalam acara pengambilan nomor urut capres-cawapres Pemilu 2009 yang berlangsung di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta.

Dalam pertemuan itu, Mega dan SBY tak hanya bertatap muka, tapi juga sempat berjabat tangan. Momen ini pun disambut baik oleh banyak pihak.

Hari Lahir Pancasila

Mega dan SBY kembali bertemu dalam forum peringatan Hari Lahir Pancasila yang digelar 1 Juni 2010 di Gedung MPR/DPR RI. Saat itu, SBY baru delapan bulan memimpin pemerintahan periode keduanya setelah mengalahkan Mega pada Pilpres 2009.

Menurut catatan Tribunnews.com, Mega dan SBY bersalaman di akhir acara. Kala itu, SBY yang hadir bersama istrinya, Ani Yudhoyono, beserta Wapres Boediono dan istri, menghampiri Mega yang duduk bersebelahan dengan mantan Wakil Presiden Try Soetrisno dan Hamzah Haz.

SBY sejak awal melemparkan senyuman ke Mega. Seolah memberikan sambutan hangat, Mega pun membalas SBY dengan senyum semringah.

Baca juga: Tak Cukup AHY-Puan, Nasdem Singgung SBY dan Megawati Juga Harus Bertemu

Sebelum itu, SBY berpidato di hadapan Mega dan seluruh hadirin. Dalam pidatonya, SBY menyanjung sosok Soekarno, yang tak lain adalah ayah Mega, sebagai seorang yang inspiratif dan kharismatik.

"Bung Karno penggali Pancasila, mempunyai peran setral dalam merumuskan Pancasila. Soekarno memiliki nasionalisme. Bung Karno menolak kosmopolitisme. Saya lihat sejak kecil, pemikiran Sukarno sangat cemerlang," kata SBY.

Penghargaan Taufiq Kiemas

Sekitar dua bulan setelah perjumpaan itu, Mega dan SBY lagi-lagi bertemu. Keduanya berjumpa dalam upacara pemberian bintang tanda jasa dan kehormatan kepada 30 penerima yang digelar di Istana Merdeka, Jakarta, 12 Agustus 2011.

Mega hadir mendampingi suaminya yang kala itu menjabat sebagai Ketua MPR RI, Taufiq Kiemas. Oleh SBY, Taufiq saat itu diberi penghargaan Bintang Republik Indonesia Adipradana.

Usai menyematkan tanda penghargaan ke Taufiq Kiemas, SBY berjabat tangan dengan Megawati. Namun, saat itu, tak tampak senyum dari Mega.

Demikian pula dengan SBY yang sama sekali tak melempar senyuman. Jabat tangan keduanya pun hanya sepintas, bahkan tangan SBY dan Mega hampir tak bersentuhan.

Situasi itu tampak kontras lantaran ketika menyalami tamu lainnya, SBY tersenyum semringah dan sesekali bertegur sapa dengan lawan bicaranya.

Gelar pahlawan

Mega lagi-lagi berhadapan dengan SBY ketika keduanya hadir dalam acara pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soekarno-Hatta di Istana Negara, Jakarta, 7 November 2012.

Acara itu dibuka dengan pidato SBY. Selama SBY berpidato, Mega hanya sesekali melihat ke arah presiden. Pandangannya lebih banyak tertuju ke ruangan sekitar. Selesai SBY berpidato pun, tak ada tepuk tangan dari Mega.

Setelahnya, SBY dan Wapres Boediono menyerahkan gelar pahlawan nasional secara resmi ke Guntur Soekarnoputra dan Meutia Hatta sebagai perwakilan Soekarno-Hatta, sekaligus menyalami keduanya.

Tak lama, SBY berjabat tangan dengan Mega yang berdiri mengekor Guntur dan Meutia. Dalam pertemuan itu, baik Mega maupun SBY saling melempar senyum.

Baca juga: Tanggapi Mimpi SBY, PDI-P: Kita Hidup di Dunia Nyata, Demokrat Beda Koalisi

Suasana duka

Pertengahan tahun 2013, Mega dan SBY kembali berjumpa, namun kali ini dalam suasana duka. 9 Juni 2013, SBY hadir dalam acara pemakaman suami Megawati, Taufiq Kiemas, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.

Saat itu, SBY menjabat tangan Mega dengan hangat. Mega yang masih berduka kala itu, menyambut jabat tangan SBY.

SBY memang tampak wara-wiri begitu mengetahui kabar berpulangnya Taufiq Kiemas, 8 Juni 2013. Ayah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu ikut menyambut kedatangan jenazah Taufiq di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Dia juga mendampingi Mega menanti jenazah Taufiq Kiemas tiba di TMP Kalibata dan memimpin langsung jalannya upacara penghormatan buat Ketua MPR tersebut. Tak hanya itu, SBY pun menaruh karangan bunga duka di samping pusara Taufiq.

HUT Proklamasi

Selama bertahun-tahun setelah kejadian itu, Mega dan SBY tak pernah bertemu. Barulah pada 17 Agustus 2017, keduanya kembali bersua dalam upacara peringatan hari ulang tahun kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia.

Mega dan SBY saling berjabat tangan dalam pertemuan itu. Saat bersalaman, keduanya saling menatap dan tersenyum tipis.

Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono sempat bersalaman dan saling menyapa saat keduanya hadir di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8/2017). Kedua tokoh tersebut hadir di istana untuk mengikuti upacara peringatan hari ulang tahun Republik Indonesia ke-72. Anung Anindito (Dokumentasi Susilo Bambang Yudhoyono) Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono sempat bersalaman dan saling menyapa saat keduanya hadir di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8/2017). Kedua tokoh tersebut hadir di istana untuk mengikuti upacara peringatan hari ulang tahun Republik Indonesia ke-72.

Ini merupakan kali pertama SBY menghadiri upacara kemerdekaan di Istana Kepresidenan setelah lengser sebagai Presiden keenam RI. Pada HUT RI tahun 2015 dan 2016 lalu, SBY lebih memilih merayakan kemerdekaan di kampung halamannya di Pacitan, Jawa Timur.

Sementara, Megawati juga tidak pernah hadir di Istana selama sepuluh tahun SBY menjabat. Namun, begitu SBY lengser dan digantikan Jokowi, Mega tak pernah absen merayakan hari kemerdekaan di Istana.

Berkabung

Dua tahun berselang, Mega dan SBY kembali bertemu pada 2 Juni 2019. Lagi-lagi, keduanya berjumpa dalam suasana duka, pemakaman istri SBY, Ani Yudhoyono, di TMP Kalibata, Jakarta Selatan.

Saat itu, Megawati dan sejumlah pejabat yang duduk sejajar berdiri menyambut SBY yang tiba dan langsung menyalami mereka. Beberapa pejabat yang dimaksud di antaranya mantan Wakil presiden Boediono, Presiden ke-3 RI BJ Habibie, dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo.

Baca juga: Demokrat: Harapan Masyarakat, Megawati-SBY Bertemu seperti Puan-AHY

Ketika bersalaman, Megawati tampak mengucapkan sesuatu kepada SBY. Putri Soekarno itu sempat melempar senyum.

Sementara, SBY balas menganggukan kepala, lalu duduk di antara BJ Habibie dan Iriana Jokowi. Tempat duduk SBY dan Megawati hanya dipisahkan Iriana.

Satu meja

Belum lama ini, Mega dan SBY kembali berjumpa. Keduanya bahkan duduk satu meja dalam acara makan malam di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, 15 November 2022.

Dalam forum itu, Mega dan SBY hadir sebagai tamu undangan. Hadir pula Wakil Presiden RI ke-6 Try Sutrisno, Wakil Presiden RI ke-9 Hamzah Haz, serta Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla. Mereka juga turut membawa istri masing-masing.

Selain itu, Puan Maharani pun turut hadir mendampingi Megawati. Para tokoh ini duduk di satu meja.

Dalam sebuah rekaman video yang beredar, Megawati dan SBY tampak bertegur sapa. Mega terlihat mengatupkan kedua tangan sambil sedikit membungkuk ke arah SBY.

Menyambut Mega, SBY terlihat turut mengatupkan kedua telapak tangannya dan sedikit membungkuk ke arah Megawati.

Para tokoh nasional tampak menghadiri Gala Dinner G20 di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, Selasa (15/11/2022) malam. Tampak dalam foto: Ketua DPR Puan Maharani, Wakil Presiden ke-9 RI Hamzah Haz, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, dan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla.Tim dokumentasi Jusuf Kalla Para tokoh nasional tampak menghadiri Gala Dinner G20 di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, Selasa (15/11/2022) malam. Tampak dalam foto: Ketua DPR Puan Maharani, Wakil Presiden ke-9 RI Hamzah Haz, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, dan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla.

Puan Maharani yang juga hadir dalam perjamuan makan malam itu sempat mengungkap suasana ketika ibundanya bertemu dengan SBY. Puan bilang, momen itu merupakan pertemuan pertama Mega dengan SBY setelah pandemi Covid-19.

Menurut Puan, pembicaraan antara SBY dan Megawati lebih bersifat kekeluargaan. Keduanya saling bertukar kabar.

"Sudah lama tidak ketemu, ngapain saja, sehat-sehat kah, bagaimana kemudian G20 ini harusnya nanti menghasilkan sesuatu yang baik bagi Indonesia," kata Puan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (17/11/2022).

"Bagaimana kita sama-sama sebagai tokoh bisa mendukung G20 ini berjalan dengan baik sesuai dengan harapan dari seluruh negara, dan tentu saja membuat indonesia menjadi lebih hebat, lebih maju, dan bisa menjadi satu negara yang dipertimbangkan oleh negara lainnya," ujarnya.

Puan mengaku, tidak ada perbincangan politik antara Mega dan SBY kala itu. Keduanya hanya membicarakan persoalan bangsa.

"Enggak ada. Enggak ada hal-hal terkait dengan politik. Kalau di meja besarnya ya. Saya enggak tahu kalau kemudian secara sendiri-sendiri bicara soal politik. Karena saya enggak mendengar bicara tentang politik. Bicaranya tentang Indonesia," kata Ketua DPR RI tersebut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Nasional
Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Nasional
APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

Nasional
Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Nasional
Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com