Krisis moneter dan keadaan negara yang tidak menentu menjadi salah satu penyebab Soeharto memilih “menyerah”.
“Memang sangat sulit mengatasi keadaan, tapi ketika sudah krisis terjadi itu pun sebenarnya Pak Harto sudah beberapa kali mengatakan akan lengser,” ujar Yusril.
Sepulang dari Kairo, Mesir, pada kisaran 15-18 Mei 1998, dalam ingatan Yusril, Soeharto disarankan membentuk komite reformasi saat bertemu tokoh-tokoh Islam.
Baca juga: Kilas Balik 25 Tahun Reformasi, Potret Mahasiswa Kuasai Gedung DPR RI
“Saya termasuk (yang) disuruh menyusun nama-namanya. Saya dulu sampaikan ke presiden. Tapi pembentukan komite reformasi itu kan gagal,” kata Yusril.
“Dan itu puncaknya salah satu juga yang menyebabkan Pak Harto (mundur) itu, menteri-menteri itu mundur, memuncak keputusannya untuk mengundurkan diri,” ujar Yusril.
Menjelang lengser, Yusril mengungkap, Soeharto sebenarnya sempat menunjuk beberapa universitas untuk menyusun UU Pemilu yang baru.
“Nah supaya diadakan pemilu segera dan sebenernya komite reformasi itu akan mendampingi presiden dalam masa transisi itu,” tutur Yusril.
Baca juga: Reformasi Berjalan 25 Tahun, Mahasiswa Perlu Terus Suarakan Ketidakadilan
Namun, karena Soeharto menganggap bahwa dirinya sudah tidak dipercaya lagi oleh para pembantunya di kabinet, Presiden kedua RI itu memutuskan untuk mengundurkan diri.
“Karena itu beliau setuju untuk mengundurkan diri itu,” ucap Yusril.
Hingga pada akhirnya, 21 Mei 1998, Soeharto mundur dari jabatannya sebagai presiden, mengakhiri kekuasaannya selama 32 tahun.
Orde Baru runtuh, presiden digantikan oleh BJ Habibie yang sebelumnya menjabat wapres. Era reformasi dimulai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.