Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ikut Tangani Korban Gempa Turki, Kemenkes RI Beri Penghargaan untuk Dompet Dhuafa

Kompas.com - 20/05/2023, 11:16 WIB
Tim Konten,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) memberikan penghargaan kepada Tim Cadangan Kesehatan Emergency Medical Team (TCK EMT), Senin (15/5/2023).

Penghargaan diberikan Kemenkes atas dedikasi para tenaga medis yang ikut mengemban misi kemanusiaan Gempa Turki pada 6 Februari 2023.

Terdapat 105 orang anggota tim dan 14 orang tenaga pendukung dari berbagai profesi di bidang kesehatan dan non kesehatan yang menerima penghargaan.

Dua diantaranya adalah perwakilan dari Dompet Dhuafa, yakni dr Zainab Aqila selaku PIC Respon Darurat Kesehatan (RDK) Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa dan dr Rosmalia selaku Tim Kesehatan LKC Dompet Dhuafa.

Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di halaman Gedung Prof Dr Sujudi Kemenkes RI.

Baca juga: Lewat Program THK, Dompet Dhuafa Layani Masyarakat Berkurban Mulai Rp 1 Jutaan

Pada kesempatan tersebut, dr Zainab Aqila mengaku bangga karena diberi kesempatan untuk terlibat dalam pembentukan TCK-EMT dan diturunkan langsung ke wilayah bencana gempa di Turki.

"Kami bangga karena dapat dipercaya oleh LKC Dompet Dhuafa serta Kemenkes untuk turut serta dalam bencana gempa di Turki. Semoga ke depannya lebih banyak lagi anak muda yang berkontribusi dalam upaya mitigasi kebencanaan di Indonesia,” tutur dr Aqila, dikutip dari rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (20/5/2023).

Sementara itu, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa terdapat empat standar tim kegawatdaruratan di dunia, yaitu EMT tipe 1 (outpatient emergency care), EMT tipe 2 (inpatient surgical emergency care), EMT tipe 3 (inpatient referral care), dan additional specialized care team.

EMT yang paling banyak ditugaskan selama terjadi bencana di Indonesia adalah EMT tipe 1 dan EMT tipe 2.

“Sejauh yang saya ingat Indonesia belum ada yang tipe 1, masih yang tipe 2," ungkap Budi.

Selain itu, Budi juga meminta anggota TCK-EMT ini teregistrasi atau terdaftar untuk memperkuat pengalaman anggotanya. Anggota TCK-EMT juga harus diberi pelatihan-pelatihan dan waktu paling baik aplikasinya adalah pada saat bencana.

"Oleh karena itu, saya berharap ini sudah bisa mencapai yang tipe 1, sehingga kalau ada bencana-bencana besar di tingkat dunia kita bisa mengirimkan wakil-wakil kita untuk membantu teman-teman kita di daerah-daerah lain yang ada di dunia,” ujar Budi.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com