Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menerka Arah Koalisi Golkar Jelang 2024, Akankah 2014 Terulang?

Kompas.com - 13/05/2023, 09:09 WIB
Ardito Ramadhan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Golkar pun semestinya tidak bisa dianggap sembarangan karena memiliki modal 85 kursi DPR yang membuatnya hanya perlu tambahan 30 kursi untuk mengusung calon presiden.

Situasi serupa sesungguhnya sudah pernah dialami oleh Partai Golkar sekitar 10 tahun lalu. Saat itu, Golkar yang menjadi runner-up pemilihan legislatif gagal mengantarkan ketua umumnya, Aburizal Bakrie, berlaga di pemilihan presiden.

Padahal, Aburizal sudah ditetapkan sebagai calon presiden dari Partai Golkar sejak 2 tahun sebelumnya, wajah Aburizal pun sudah berseliweran di berbagai media untuk mendongkrak popularitasnya.

Baca juga: Elite PKB Sebut Koalisi Besar Hanya Wacana dan Tak Ada Opsi Airlangga Cawapres Prabowo

Namun, Golkar gagal mendapatkan mitra koalisi untuk mengusung Ical, sapaan akrab Aburizal, untuk menjadi calon presiden.

Saat itu, nama calon presiden sudah mengerucut ke dua sosok yakni Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dari poros PDI-P dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Ical pun sudah bertemu dengan Megawati dan Prabowo selaku pemimpin masing-masing poros. Ical juga berusaha membentuk poros ketiga dengan menemui Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Namun, pertemuan-pertemuan itu tidak membuahkan hasil. Golkar lantas tidak memaksakan Ical menjadi calon presiden, Ical hanya diberi kewenangan untuk menentukan arah koalisi Golkar.

Baca juga: Kagetnya Golkar, Airlangga Hanya Ditawari PKB Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Muhaimin

Ical kembali bertemu SBY, Megawati, lalu Prabowo, tetapi arah koalisi Golkar juga belum jelas.

Di detik-detik akhir, Golkar akhirnya memutuskan mendukung Prabowo yang berduet dengan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa. Sejumlah elite Golkar tiba-tiba datang dalam acara deklarasi Prabowo-Hatta dan menyatakan dukungan kepada pasangan itu.

"Selaku mandataris rapimnas, ARB telah memberikan pernyataan agar seluruh keluarga besar Partai Golkar memberi dukungan sepenuhnya kepada Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa," kata Sekjen Partai Golkar Idrus Marham dalam orasi dukungannya.

Begitulah dinamika yang dialami Partai Golkar 10 tahun lalu. Bekal kursi yang dimiliki nyatanya tidak menjamin partai tersebut mendapatkan posisi calon presiden dan wakil presiden.

Akankah situasi itu terulang kembali?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com