"Mudah-mudahan 2 minggu ini, saya kira, sudah ada titik terang," ia menambahkan
Seolah menyadari KIB kini di ujung tanduk, Golkar bermanuver dengan menggagas koalisi besar bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
PKB sendiri telah berada dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Partai Gerindra.
Melalui kendaraan koalisi, Golkar tampaknya sudah menurunkan target dengan mengincar kursi calon wakil presiden bagi Airlangga mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang maju sebagai calon presiden.
"Cukup fair. Kan koalisi dua koalisi. KIR dan KIB. Kalau presidennya Prabowo dari KIR dan wakilnya Airlangga dari KIB, kan wajar," kata Kepala Badan Pemenangan Presiden Partai Golkar Nusron Wahid, Jumat (5/5/2023) pekan lalu.
Baca juga: PKB Resisten dengan Ide Airlangga Cawapres Prabowo, Golkar Minta Kesetaraan di Koalisi Besar
Namun, keinginan Golkar itu bagaikan bertepuk sebelah tangan karena PKB justru ingin menduetkan Prabowo dengan ketua umumnya, Muhaimin Iskandar, bukan Airlangga.
Ketua DPP PKB Faisol Riza menyatakan, pihaknya meminta Airlangga untuk menjadi ketua tim pemenangan Prabowo-Muhaimin kela.
"Kita senang kalau Pak Airlangga jadi ketua tim pemenangan,” ujar Faisol seusai pertemuan tim pemenangan koalisi besar, Rabu (10/5/2023).
Pernyataan Faisol ini lantas membuat kaget Golkar karena pertemuan tim pemenangan koalisi besar itu tidak membahas pasangan calon presiden dan wakil presiden yang bakal diusung.
"Terus terang saya kaget dengan pernyataan seperti itu," kata Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Ace Hasan Syadzily.
Baca juga: PPP Dengar PAN Segera Ikut Usung Ganjar Capres
Menurut Ace, pertemuan itu hanya membahas dua topik, yakni pengaturan strategi Golkar dan PKB untuk memperluas dukungan terhadap koalisi besar, serta mengatur format pemenangan koalisi besar bila nanti banyak partai yang bergabung.
"(Pengusungan capres-cawapres) kami bersepakat untuk menyerahkan kepada para ketua umum koalisi,” ujar Ace.
Sementara itu, Nusron menegaskan keinginan Golkar adalah mendukung Airlangga sebagai cawapres dalam koalisi besar.
“Kalau Golkar maunya presiden dari KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya) dan wapres dari KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) yaitu Pak Airlangga Hartarto,” ucap Nusron.
Posisi Golkar yang seolah-olah terlempar dari sana-sini membuat nasib koalisi partai berlambang pohon beringin itu tak menentu, padahal pemilihan presiden tinggal kurang dari satu tahun.