Apresiasi pemerintah terhadap buruh semestinya harus dibarengi dengan upaya peningkatan kesejahteraan buruh lewat kebijakan yang mengakomodasi hak-hak buruh.
Nyatanya hingga saat ini perjuangan kaum buruh masih belum berhasil dalam mewujudkan kesejahteraan.
Meski sesungguhnya buruhlah yang memiliki kontribusi besar untuk menopang perekonomian negara juga sebagai pelaku penggerak peradaban manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dari tahun ke tahun selalu muncul permasalahan buruh terutama terkait kesejahteraan. Kondisi ini diperparah dengan peraturan yang juga tidak memihak pada buruh, lebih memihak kepada para pengusaha.
Setidaknya ada empat prinsip untuk memuliakan hak-hak buruh dalam ajaran Islam dan dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Pertama, kemerdekaan manusia. Rasulullah SAW dengan tegas mendeklarasikan sikap antiperbudakan untuk membangun tata kehidupan masyarakat yang toleran dan berkeadilan. Tidak memberi toleransi sistem perbudakan dengan alasan apa pun, termasuk di dunia kerja.
Kedua, prinsip memuliaan derajat manusia. Islam menempatkan setiap manusia, apa pun jenis profesinya, dalam posisi yang mulia dan terhormat.
Ketiga, keadilan dan anti-diskriminasi. Islam tidak mengenal sistem kelas atau kasta di masyarakat, begitu juga berlaku dalam memandang dunia ketenagakerjaan.
Bahkan hingga hal-hal kecil dan sepele, Islam mengajarkan umatnya agar selalu menghargai orang yang bekerja.
Terdapat sebuah riwayat, suatu hari ada seorang sahabat yang sangat miskin dan bekerja sebagai buruh kasar. Dia sangat mencintai Nabi, tapi selalu saja tidak berani untuk mendekatinya.
Suatu waktu, setelah shalat berjamaah, para sahabat menyalami tangan Nabi, kecuali sahabat yang bekerja sebagai buruh kasar tadi. Nabi heran dan bertanya pada sahabat tersebut, “Mengapa?”
Buruh tersebut menjawab, “Tanganku kasar wahai Rasulullah, aku takut menyakiti tanganmu yang lembut dan harum itu.”
Karena buruh itu tidak mau maju, maka Nabi menyuruhnya agar mendekat supaya beliau dapat melihat telapak tangan si buruh tersebut.
Begitu buruh tersebut memperlihatkan telapak tangannya yang kasar, segeralah Nabi menyambar tangan itu dan menciumnya.
Nabi berkata,“‘Inilah tangan calon penghuni surga, sebab untuk mendapatkan rezeki yang halal ia bekerja dengan tangannya sendiri.”