Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Masyarakat Berobat Keluar Negeri, Menkes: Kita Perbaiki Diri, Enggak Usah Marah-marah

Kompas.com - 15/03/2023, 16:39 WIB
Singgih Wiryono,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, banyaknya masyarakat yang berobat keluar negeri menjadi koreksi dan perbaikan untuk layanan kesehatan di Indonesia.

Dia mengatakan, masyarakat yang gemar berobat ke luar negeri itu memang ada. Salah satu penyebabnya yakni fasilitas kesehatan di Indonesia yang kurang memadai.

Hal tersebut diungkapkan Budi dalam acara public hearing Rancangan Undang-Undang Kesehatan di Kantor Kementerian Kesehatan, Rabu (15/3/2023).

Baca juga: Kemenkes Bantah BPJS Kesehatan di Bawah Menkes dalam RUU Kesehatan

Awalnya, Budi mengatakan, pengobatan kanker di Indonesia masih kurang memadai karena di satu rumah sakit saja, antreannya mencapai tiga bulan.

Padahal, pengobatan kanker harus mendapatkan penanganan yang cepat.

"Jadi keliatan sekali bahwa enggak ada planning-nya, cancer-nya begini, itunya enggak sih? So the major reform ke sini, masyarakat enggak bisa akses," ujar Budi.

Oleh karena itu, Budi menilai wajar jika masyarakat menyelamatkan diri untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan ke tempat yang lebih memadai.

"Masyarakat ke mana ya? Dia daripada mati dia ke Malaysia, ke Malaysia kemudian masuk di pojok berita, marah kan. Orang-orang kita marah, wah luar," ucap dia.

"Keluar kok marah, kalau orang kritik ada kenyataan begitu. Itu kan masyarakat memang menderita begitu, ya kita dengerin, kita perbaiki diri, enggak usah marah-marah," kata Budi.

Dia berharap, energi dari para tenaga kesehatan yang ikut dalam acara public hearing itu bisa disalurkan ke tindakan yang lebih baik.

Baca juga: Jokowi: Pajak Dikumpulkan dengan Sulit, tapi Kita Belikan Produk Luar Negeri

Misalnya, daftar rumah sakit mana saja yang membutuhkan mesin perawatan kanker agar pasien bisa dilayani.

"Kan enggak usah marah-marah, mendingan energi dipakai buat list begitu. Ya sudahlah kita beli nih, enggak ada main case-nya, kurang nih," ucap dia.

Adapun sebelumnya, data jutaan masyarakat Indonesia yang berobat keluar negeri diungkapkan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Akibat dua juta penduduk berobat keluar, Jokowi menyebut, potensi devisa sebesar Rp 165 triliun hilang ke berbagai negara tujuan berobat.

"Informasi yang saya terima, hampir 2 juta masyarakat kita itu masih perti berobat ke luar negeri apabila sakit," ujar Jokowi saat mengunjungi RS Mayapada, Bandung pada Senin (6/3/2023) sebagaimana dilansir dari siaran pers.

"Hampir 2 juta. Kurang lebih 1 juta ke Malaysia, kurang lebih 750.000 ke Singapura. Dan sisanya ke Jepang, Amerika ke Jerman dan lain-lain," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

Nasional
Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com