Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Kita Harus Bersyukur Pandemi Covid-19 Bisa Dikendalikan Tanpa "Lockdown"

Kompas.com - 01/02/2023, 12:34 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, masyarakat Indonesia harus bersyukur karena pandemi Covid-19 di Indonesia bisa dikendalikan tanpa melakukan karantina wilayah (lockdown).

Padahal, saat pertama kali pandemi masuk ke Indonesia, banyak pihak yang mendorong Jokowi melakukan lockdown untuk mengatasi penularan Covid-19.

"Kembali lagi kita memang harus bersyukur. Pandemi bisa dikendalikan tanpa lockdown. (Padahal) itu dulu kalo disurvei satu ruangan saat awal pandemi pasti 90 persen minta lockdown semua. Utamanya yang menengah ke atas," ujar Jokowi saat memberikan sambutan pada acara Mandiri Investment Forum di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (1/2/2023).

"Menteri juga sama, 80 persen (minta) 'Lockdown Pak'. Tapi kan kita menghitung masyarakat yang lain," lanjutnya.

Baca juga: Jokowi: Kalau Dulu Kita Lockdown, Enggak Ada 3 Minggu Pasti Rusuh

Jokowi mengungkapkan, menurut perhitungannya, apabila saat itu pemerintah memberlakukan lockdown, maka tidak sampai tiga minggu kondisinya pasti rusuh.

Sebab, kata dia, masyarakat kecil tidak punya stok logistik dan tabungan yang mencukupi untuk bertahan lebih dari tiga minggu.

"Sehingga, meski saat itu gagap, gugup, tapi saya masih tenang, jernih dan bisa memutuskan dan alhamdulillah tidak keliru," tegas Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mengatakan, dirinya dan para menteri terkait, hampir tidak tidur saat mengurusi pandemi Covid-19. Utamanya saat awal-awal pandemi masuk ke Indonesia pada 2020.

"Ngurusin pandemi kita hampir enggak pernah tidur. Ini tanyakan ada tokoh-tokohnya di sini. Ada Pak Airlangga (Menko Perekonomian Airlangga Hartarto), Pak Luhut (Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan), Pak Erick (Menteri BUMN Erick Thohir)," ujar Jokowi.

"Untungnya enggak pada sampai kurus badannya," lanjutnya berkelakar.

Presiden menjelaskan, saat itu, pemerintah masih belajar menghadapi situasi pandemi.

Terlebih, semua negara di dunia tak ada yang punya pengalaman menghadapi pandemi Covid-19.

Baca juga: Jokowi: Saya Semadi Tiga Hari untuk Putuskan Lockdown atau Tidak

Sehingga, pemerintah Indonesia pun mengalami kesulitan karena saat itu tak ada pakem khusus yang bisa dipelajari.

Kemudian, ungkap Jokowi, ada saat-saat di mana Indonesia kesulitan mencari masker untuk masyarakat.

Menurutnya, jika jumlah kebutuhan masker sedikit, tentu bisa segera diatasi. Tetapi, kendala yang dihadapi adalah jumlah masyarakat di Tanah Air yang sangat banyak, sehingga kebutuhan untuk ketersediaan masker dalam jumlah besar pun perlu usaha yang lebih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com