JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan bahwa pemilihan umum (Pemilu) 2024 merupakan pemilu terbesar dan terumit di dunia.
Hal itu diungkapkan Mahfud saat menjadi pembira kunci seminar "Pers dan Pemilu Serentak 2024" yang diadakan Dewan Pers di Hotel Sari Pacific, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2023).
Mahfud tidak hadir dalam acara itu. Tetapi, sambutannya diwakili oleh anggota Deputi Bidang Kesatuan Bangsa Kemenko Polhukam Janedjri M Gaffar.
"Pemilu di Indonesia merupakan pemilu yang terbesar dan terumit di dunia. Penyelenggaraan pemilu serentak 2024 merupakan momentum besar bagi bangsa Indonesia," kata Mahfud MD dalam paparannya.
Baca juga: Mahfud MD: Pemilu 2024 Dapat Berubah Jadi Malapetaka jika Dipenuhi Hoaks
Sebab, Mahfud mengatakan, Pemilu 2024 untuk pertama kalinya pemilihan presiden dan wakil presiden, serta pemilihan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dilakukan secara serentak.
Kemudian, selang beberapa bulan, diikuti dengan pemilihan gubernur dan bupati/wali kota.
“Kebesaran pemilu kita akan semakin jelas jika kita menghitung jumlah pemilih, jumlah peserta dan calon, jumlah daerah pemilihan untuk setiap lembaga perwakilan, jumlah logistik yang harus disediakan dan distribusi yang harus dilakukan," ujar Mahfud.
Mahfud kemudian menyinggung soal maraknya berita bohong dan disinformasi pada Pemilu 2014 dan 2019.
Baca juga: Mahfud MD: Pers Miliki Peran Strategis Membendung Hoaks Selama Pemilu 2024
"Salah satu fenomena yang akan sangat menguat adalah munculnya berita bohong dan disinformasi. Fenomena ini tidak sekadar akan merugikan kita semua, karena mengelabui pandangan publik yang berujung pada kekeliruan pilihan pada saat pemilu, tetapi juga dapat melahirkan pembelahan sosial yang dipenuhi dengan kebencian," kata Mahfud.
"Tentu kita tidak hanya khawatir hal tersebut dapat berujung pada konflik sosial, tetapi kita juga khawatir hal tersebut akan menjadi penghambat penyelenggaraan negara dan kemajuan bangsa," ujarnya lagi.
Mahfud lantas mengatakan, pers memiliki peran strategis untuk membendung informasi bohong atau hoaks selama Pemilu 2024 mendatang.
"Pers sebagai salah satu pilar demokrasi memiliki peran strategis dalam membendung dan menjadi jalan keluar bagi kian maraknya hoaks dan disinformasi menjelang dan selama penyelenggara Pemilu Serentak 2024 yang disebarluaskan terutama melalui media sosial," kata Mahfud.
Baca juga: Perludem Sebut Verifikasi Parpol Perlu Dikaji Ulang Usai Pemilu 2024
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.