Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/12/2022, 21:21 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti ahli utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Firman Noor mengatakan, sudah tidak rasional lagi bagi PDI-P jika tetap nekat mencalonkan Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai calon presiden (capres).

Firman mengungkapkan, PDI-P harus mencari atau membentuk koalisi untuk maju ke Pemilu 2024.

"Enggak, enggak rasional. Harus bergabung dan menurunkan ekspektasi. Sangat tidak bisa (maju sendiri tanpa berkoalisi)," ujar Firman saat ditemui di Cipta Pancoran Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (23/12/2022).

Firman kemudian mengungkit Puan yang sudah beberapa kali memegang posisi strategis, tetapi elektabilitasnya tak kunjung naik.

Baca juga: Survei Charta Politika: Elektabilitas Ganjar 31,7 Persen, Puan 1,5 Persen

Apalagi, menurut Firman, waktu menuju Pemilu 2024 semakin menipis.

"Time is up. Waktunya sudah mulai semakin tipis," katanya.

Firman mengatakan, seharusnya Puan sejak awal memimpin PDI-P sudah menunjukkan karakteristik kepemimpinan yang merakyat.

Sehingga, kini Puan seharusnya tinggal memetik hasil dari yang dia kerjakan selama ini.

"Tapi kelihatannya dia tidak aware dengan waktu. Politik itu sangat penting masalah waktu," kata Firman.

Baca juga: Sekjen Golkar Singgung Bentrok di PDI-P, Djarot Ingatkan Tak Campuri Rumah Tangga Partai Lain

"Nah, sekarang dia sudah sampai titik seperti ini. Titik yang sebetulnya sudah terlambat untuk mengkapitalisasi semua. Kapitalisasi sebagai pemimpin partai terbesar, kapitalisasi sebagai cucu Bung Karno, kapitalisasi sebagai anggota dewan, itu baru start dia sekarang," ujarnya lagi.

Oleh karena itu, Firman mengatakan, sudah terlanjur ada kandidat capres lain yang jauh lebih menjanjikan daripada Puan Maharani.

Puan Maharani juga semakin sering diserang oleh orang-orang yang tidak suka dengannya.

Baca juga: Dilema Megawati sebagai King Maker, Relakan Ganjar atau Puan Jadi Cawapres Prabowo

Lebih lanjut, Firman menyayangkan Puan yang dinilai kurang bisa memanfaatkan 'darah biru' nya sebagai anak Megawati Soekarnoputri dan cucu dari Soekarno.

"Justru darah birunya itu bisa jadi kapital dia, modal dia untuk lebih eksis di tengah masyarakat, khususnya di antara pendukung-pendukung Soekarno. Dan kalau itu bisa dia lakukan, itu luar biasa sebetulnya," kata Firman.

Diketahui, elektabilitas Puan Maharani sebagai capres tak kunjung meningkat bahkan sudah sampai akhir tahun 2022.

Misalnya, dalam survei Charta Politika terbaru, Puan Maharani hanya memperoleh elektabilitas 1,5 persen.

Baca juga: Saat Puan Buka Suara soal Capres PDI-P 2024, Siapa Kantongi Restu Megawati?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Kemungkinan Krisis dan Resesi Menguat, Jokowi: Kita Harus Waspada

Kemungkinan Krisis dan Resesi Menguat, Jokowi: Kita Harus Waspada

Nasional
Diduga Diretas, KPU: Data DPT Juga Ada di Parpol dan Bawaslu

Diduga Diretas, KPU: Data DPT Juga Ada di Parpol dan Bawaslu

Nasional
Stefanus Roy Rening Tolak Keterangan Lukas Enembe Dibacakan dalam Sidang

Stefanus Roy Rening Tolak Keterangan Lukas Enembe Dibacakan dalam Sidang

Nasional
KPU Harap Capres-Cawapres Bicara Realistis Saat Debat, Tak Muluk-muluk atau Terlalu Tinggi

KPU Harap Capres-Cawapres Bicara Realistis Saat Debat, Tak Muluk-muluk atau Terlalu Tinggi

Nasional
Sudah Berstatus Tersangka, Firli Bahuri Masih Pimpin Ekspose Penetapan Tersangka Kasus DJKA

Sudah Berstatus Tersangka, Firli Bahuri Masih Pimpin Ekspose Penetapan Tersangka Kasus DJKA

Nasional
Sakit, Lukas Enembe Tak Hadir Jadi Saksi di Sidang Stefanus Roy Rening

Sakit, Lukas Enembe Tak Hadir Jadi Saksi di Sidang Stefanus Roy Rening

Nasional
Jokowi Soroti Realisasi Anggaran yang Menumpuk di Akhir Tahun

Jokowi Soroti Realisasi Anggaran yang Menumpuk di Akhir Tahun

Nasional
Perludem: Pemilih Hanya Ramai soal Pilpres, padahal Ada 5 Pemilihan

Perludem: Pemilih Hanya Ramai soal Pilpres, padahal Ada 5 Pemilihan

Nasional
Isi Seminar Kebangsaan, Mahfud: Enggak Usah Kampanye, Sudah Tahulah Mau Pilih Siapa

Isi Seminar Kebangsaan, Mahfud: Enggak Usah Kampanye, Sudah Tahulah Mau Pilih Siapa

Nasional
Ganjar-Mahfud Dinilai Galau Tentukan 'Branding' Kampanye

Ganjar-Mahfud Dinilai Galau Tentukan "Branding" Kampanye

Nasional
Jokowi Ingatkan Menteri dan Kepala Daerah Tak Buka Celah Penyalahgunaan Anggaran

Jokowi Ingatkan Menteri dan Kepala Daerah Tak Buka Celah Penyalahgunaan Anggaran

Nasional
Firli Bahuri Dijadwalkan Diperiksa sebagai Tersangka, Eks Penyidik KPK: Tak Ada Lagi Absen Berdalih Dinas

Firli Bahuri Dijadwalkan Diperiksa sebagai Tersangka, Eks Penyidik KPK: Tak Ada Lagi Absen Berdalih Dinas

Nasional
Jokowi Ikut Tanam Pohon di Jaktim untuk Atasi Polusi

Jokowi Ikut Tanam Pohon di Jaktim untuk Atasi Polusi

Nasional
Senyum Jokowi Tanggapi Megawati yang Sebut Penguasa Sekarang seperti Orba

Senyum Jokowi Tanggapi Megawati yang Sebut Penguasa Sekarang seperti Orba

Nasional
Pertamina Patra Niaga dan PetroChina Teken MoU Penyediaan Smooth Fluid untuk Pengeboran Blok Jabung

Pertamina Patra Niaga dan PetroChina Teken MoU Penyediaan Smooth Fluid untuk Pengeboran Blok Jabung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com