Selama ini, rakernas kerap menjadi forum PDI-P mengambil keputusan-keputusan besar partai. Dalam Rakernas III PDI-P 2013 misalnya, Megawati memberikan isyarat akan mencalonkan Joko Widodo atau Jokowi sebagai capres pada Pemilu 2014
Menurut catatan Kompas.id, saat itu, Jokowi yang masih menjabat Gubernur DKI Jakarta ditugaskan untuk membacakan dedication of life pada pembukaan rakernas.
Dedication of life adalah penggalan surat Soekarno yang ditulis pada 10 September 1966, berisi tentang semangat pengabdian Proklamator tersebut untuk rakyat dan bangsa.
Benar saja, beberapa hari setelah penugasan itu, Megawati mengumumkan Jokowi sebagai capres PDI-P untuk Pemilu 2014.
Lima tahun setelahnya, dalam Rakernas PDI-P yang digelar 23 Februari 2018, Megawati mengumumkan pencalonan Jokowi sebagai capres untuk Pemilu 2019.
"Dengan ini saya nyatakan calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo," kata Megawati kala itu.
Baca juga: Akrab dengan Puan, Ganjar Dinilai Tengah Negosiasi ke PDI-P buat Buka Jalan Menuju Pilpres
Melihat ini, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menduga, batalnya rakernas PDI-P bisa karena sejumlah alasan. Misalnya, terkait dinamika politik yang masih diwarnai isu penundaan pemilu.
Lalu, situasi negara yang masih prihatin karena sejumlah peristiwa, misalnya tragedi kemanusiaan Kanjuruhan dan bencana alam gempa bumi Cianjur. Dengan kondisi demikian, PDI-P bisa dianggap tak berempati jika nekat bicara soal pencapresan.
Namun, lebih dari itu, Adi menduga, penundaan rakernas juga tak lepas dari alasan pencapresan. Megawati diduga masih bimbang dan belum memutuskan capres pilihannya untuk Pemilu 2024.
Bursa pencapresan PDI-P pun disinyalir masih berkutat pada dua nama, antara Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.
"Alasan yang paling menonjol, soal pencapresan seperti apa, kira-kira yang akan diusung di internal PDI-P Puan atau Ganjar Pranowo," kata Adi kepada Kompas.com, Jumat (16/12/2022).
Isu persaingan internal antara Ganjar dan Puan memang telah berembus sejak lama. Sejumlah elite PDI-P mengisyaratkan dukungannya buat putri Megawati itu.
Namun, pencapresan Puan tampaknya terganjal elektabilitasnya yang masih minim, hanya di kisaran satu persen, bahkan kurang.
Tingkat elektoral Ketua DPP PDI-P itu tertinggal jauh dari Ganjar yang dalam survei berbagai lembaga kerap bertengger di urutan pertama dengan elektabilitas tembus 30 persen.
Meski tak mengantongi banyak restu dari elite partai banteng, Ganjar seakan mendapat dukungan dari kalangan akar rumput. Presiden Jokowi bahkan beberapa kali melempar sinyal dukungan ke Gubernur Jawa Tengah itu.