JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Kriminologi Universitas Indonesia Adrianus Meliala berpandangan, sosok eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo yang berstatus rising star membuat banyak perwira Polri tunduk kepadanya dan mau terlibat untuk menutupi kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Adrianus mengatakan, dengan status Sambo sebagai rising star, para perwira Polri tidak akan menolak membantu Sambo karena bantuan tersebut dapat dianggap sebagai utang budi oleh Sambo kelak.
"Secara budaya kepolisian, sebetulnya begini, semua orang berpikir begini bahwa Pak Sambo itu adalah rising star, sehingga ketika saya diminta bantuan, itu saya nitip budi lho," kata Adrianus dalam tayangan Gaspol! di YouTube Kompas.com, Rabu (14/12/2022).
Baca juga: Gaspol! Hari Ini: Ditunggu, Gebrakan Kapolri Tengahi Perang Para Jenderal
Karier Sambo di Korps Bhayangkara memang terbilang moncer sebelum dipecat karena diduga menjadi otak pembunuhan Brigadir Yosua.
Lulusan Akademi Kepolisian tahun 1994 itu merupakan perwira polisi yang memperoleh pangkat inspektur jenderal di usia termuda, yakni dalam usia 47 tahun pada 2020.
Sepanjang kariernya, Sambo pun pernah menangani sejumlah kasus yang disorot publik, antara lain bom Sarinah Thamrin, kasus kopi sianida, dan kebakaran di kantor Kejaksaan Agung RI.
Baca juga: Kewenangan Kompolnas Awasi Polri Dinilai Serba Nanggung
Di samping itu, Adrianus juga mengakui bahwa para perwira yang tunduk kepada Sambo memiliki pangkat yang lebih rendah, ditambah kadiv propam merupakan jabatan yang disegani di tubuh Polri.
"Makanya, kemudian daya kritisnya semua diturunkan atau dimatikan semua nih oleh mereka sehingga mereka mau (membantu Sambo)," kata Adrianus.
Untuk diketahui, ada 95 orang perwira Polri yang tersandung masalah etik karena terlibat dalam skenario Sambo mengenai kasus kematian Brigadir Yosua.
Sambo sendiri kini tengah diadili sebagai terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua serta kasus obstruction of justice pembunuhan Brigadir Yosua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.