Namun, gelaran tersebut riuh bukan hanya karena pidato Jokowi. Dalam acara itu, perwakilan relawan mendeklarasikan "2024 manut Jokowi".
Teriakan "satu periode lagi" dan "tiga periode" juga sempat mewarnai keriuhan acara, meski tak direspons oleh presiden.
Baca juga: Jokowi Hadir di Tengah Relawan, Diteriaki Satu Periode Lagi...
Setelah acara selesai, tagar #prankGBK sempat trending di media sosial Twitter. Musababnya, sejumlah peserta mengaku merasa dibohongi karena dalam undangan sebelumnya disebutkan bahwa acara akan dihadiri ulama dan ada kegiatan pengajian, namun faktanya tidak demikian.
Terkait ini, anggota panitia acara, Silvester Matutina, membantah pihaknya membohongi peserta kegiatan tersebut dengan menyampaikan undangan pengajian maupun istigasah.
Menurutnya, panitia tidak pernah menyampaikan adanya istigasah, pengajian, maupun halaqah ulama dalam acara Gerakan Nusantara Satu.
Hanya saja, Silvester mengakui bahwa sebelumnya, ulama Habib Lutfi bin Yahya sempat dijadwalkan hadir, namun entah kenapa tidak jadi.
Silvester pun menduga ada pihak-pihak yang sengaja ingin menggembosi acara dengan menyebarkan informasi keliru soal kegiatan ini.
"Ini upaya penggembosan yang dilakukan pihak tertentu dalam rangka mau menghancurkan acara silaturahmi relawan nusantara," katanya kepada Kompas.com, Senin (28/11/2022).
Tak hanya itu, pernyataan salah seorang relawan Jokowi yang kini menjabat Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, juga ramai diperbincangkan.
Dalam sebuah video yang viral di media sosial, Benny meminta Jokowi menggunakan jalur hukum untuk menghadapi pihak yang suka menyerang pemerintah. Di hadapan presiden langsung, dia menyinggung soal "tempur lapangan".
Setelah videonya ramai, Benny memberikan penjelasan. Menurut dia, tak ada yang salah dari pernyataannya.
Baca juga: PDI-P Sesalkan Acara Reuni Relawan Jokowi di GBK: Kebaikan Presiden Dimanfaatkan
Benny mengaku geram karena masih ada kubu yang terus menebar kebencian, hoaks, dan fitnah kepada pemerintah, termasuk Jokowi. Padahal, Pilpres 2019 sudah berakhir.
Seharusnya, kata dia, dendam tak perlu dipelihara, apalagi kompetitor Jokowi pada pilpres lalu kini sudah masuk dalam pemerintahan.
“Nah, atas situasi yang terus diganggu dengan cara-cara yang tidak benar itu, masa kita enggak boleh marah?” katanya saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (28/11/2022).
“Harusnya saya yang marah, dan banyak masyarakat yang marah. Harusnya dihargai dong bahwa kita masih berpikir tentang bangsa ini,” lanjut Benny.