Menurut AHY, pembangunan infrastruktur memang penting. Namun, tak seharusnya seluruh anggaran negara dipakai untuk program tersebut.
"Kita butuh infrastruktur. Betul? Ya tapi jangan semua uang negara untuk infrastruktur!" kata AHY dengan nada tinggi.
AHY lantas membandingkan dengan program pembangunan infrastruktur pada masa kepemimpinan SBY.
Ketika itu, pemerintahan SBY memiliki Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangun Ekonomi Indonesia (MP3EI). Lewat program tersebut, pemerintah membangun infrastruktur darat, laut, dan udara yang menghubungkan Aceh hingga Papua.
Baca juga: Tak Ingin Buru-buru Umumkan Koalisi, AHY: Buat Apa Deklarasi kalau Pecah di Tengah Jalan
Program itu masih terus dilanjutkan hingga kini meski pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo istilah MP3EI tak lagi digunakan.
AHY mengeklaim, meski saat itu pemerintahan SBY menjalankan program pembangunan infrastruktur, tapi, kebijakan yang pro rakyat tidak dilupakan.
"(Pada era SBY) pelayanan kesehatan semakin baik, pendidikan semakin terjangkau, BPJS ada BLT (bantuan langsung tunai), ada raskin (beras untuk keluarga miskin), ada BOS (bantuan operasional sekolah, ada beasiswa santri. Ke mana itu sekarang? Buat apa uang negara sekarang? Untuk apa?" ujar AHY berapi-api.
AHY mengatakan, infrastruktur memang krusial. Namun, pemerintah tidak boleh melupakan prioritas untuk mengentaskan kemiskinan dan pembangunan sumber daya manusia.
Dia mengatakan, negara semestinya hadir untuk memberikan kesejahteraan buat rakyatnya.
"Jangan serba beton, jangan serba benda fisik, tetapi jiwanya dibangun. Seperti lagu Indonesia Raya, bangunlah jiwanya, baru bangunlah badannya, jangan dibolak-balik," tutur mantan perwira militer itu.
Baca juga: Demokrat Ingatkan Nasdem Disiplin di Koalisi Perubahan
AHY juga menyinggung banyaknya guru honorer saat ini yang tak diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Menurut dia, situasi sekarang sangat jomplang dengan era SBY yang mana saat itu banyak sekali pegawai honorer ditetapkan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Katanya guru-guru tersebut diharapkan bisa mempersiapkan generasi bangsa ke depan, tapi bagaimana mungkin bisa mereka lakukan itu dengan baik ketika kesejahteraan dan nasibnya tidak menentu, tidak jelas, terombang-ambing," kata AHY lagi.
Bukan sekali ini saja AHY membandingkan kepemimpinan Presiden Jokowi dengan pemerintahan SBY. Di hadapan ribuan kader yang hadir dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Demokrat pada pertengahan September lalu, AHY mengeklaim bahwa masyarakat rindu dengan kepemimpinan sang ayah.
Menurutnya, pada masa pemerintahan SBY, pertumbuhan ekonomi terbilang tinggi. Bersamaan dengan itu, angka kemiskinan turun signifikan.
“Meningkatkan pertumbuhan ekonomi 6-7 persen. Ini prestasi yang rakyat rindukan,” katanya di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Kamis (15/9/2022).