"Mengawali sesi ketiga ini, izinkan saya mengulangi pesan yang saya sampaikan dalam pembukaan KTT kemarin. Stop the war, I repeat stop the war (Hentikan perang. Saya ulangi, hentikan perang)," kata presiden.
Seruan ini lagi-lagi disampaikan Jokowi saat membuka sesi ketiga KTT G20 pada hari kedua. Dia mengatakan, seluruh pemimpin negara bertanggung jawab untuk memastikan situasi global yang kondusif bagi masa depan dunia.
"Perang hanya akan menyengsarakan rakyat, pemulihan ekonomi dunia tidak akan terjadi jika situasi tidak membaik," katanya.
Di penghujung KTT, Presiden Jokowi dan para pemimpin negara anggota G20 mengesahkan Leaders' Declaration atau Deklarasi Pimpinan.
"Alhamdulillah hari ini kita dapat mengadopsi dan mengesahkan G20 Bali Leaders Declaration. Ini adalah deklarasi pertama yang dapat diwujudkan sejak Februari 2022," kata Jokowi disambut tepuk tangan para hadirin, Rabu (16/11/2022).
Salah satu poin penting Leaders' Declaration adalah kritik terhadap perang Rusia dan Ukraina. Negara-negara G20 menuntut Rusia segera menarik pasukannya dari wilayah Ukraina.
Baca juga: Jokowi: Sampai Tengah Malam Kita Bicara Soal Penyikapan Perang Ukraina
"Kami menyesalkan dengan sedalam-dalamnya agresi oleh Federasi Rusia terhadap Ukraina dan menuntut penarikan penuh dan tanpa syarat dari wilayah Ukraina," demikian bunyi petikan Leaders' Declaration.
Dalam Leaders' Declaration disebutkan, mayoritas negara anggota G20 mengutuk keras perang di Ukraina. Sebab, perang tersebut memunculkan penderitaan warga yang luar biasa.
Perang Rusia-Ukraina juga memperburuk kerapuhan ekonomi global, menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kerawanan energi dan pangan, serta meningkatkan risiko stabilitas keuangan.
Para pemimpin negara sadar bahwa G20 bukanlah forum untuk menyelesaikan masalah keamanan. Namun, masalah keamanan yang ditimbulkan dari perang Rusia-Ukraina berdampak signifikan bagi ekonomi global.
"Perang di Ukraina berdampak lebih buruk terhadap ekonomi global".
Oleh karenanya, penting untuk menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral guna menjaga perdamaian dan stabilitas.
Seluruh negara di dunia juga harusnya mematuhi hukum humaniter internasional, termasuk yang berkaitan dengan perlindungan warga sipil dan infrastruktur dalam konflik bersenjata.
"Penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima. Resolusi damai konflik, upaya untuk mengatasi krisis, serta diplomasi dan dialog sangat penting. Zaman sekarang seharusnya tidak berperang," demikian bunyi Leaders' Declaration.
Jokowi pun mengungkap bahwa sebelum dituangkan dalam Leaders' Declaration, penyikapan negara-negara G20 atas perang antara Rusia dan Ukraina menjadi pembahasan yang sangat alot.