Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besarnya Perhatian Jokowi ke Perang Rusia-Ukraina, 3 Kali Wanti-wanti hingga Tuangkan ke Deklarasi G20

Kompas.com - 17/11/2022, 14:44 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menaruh perhatian besar atas perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina.

Ini terbukti dari seruan yang disampaikan presiden berulang kali di forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 agar perang segera dihentikan.

Bahkan, lewat Leaders' Declaration KTT G20, negara-negara anggota sepakat mendesak Rusia menarik mundur pasukannya dari Ukraina.

Wanti-wanti Jokowi soal kontak senjata tersebut bukan baru-baru ini saja diteriakkan. Sejak awal kedua negara berkonflik, presiden telah berulang kali menyampaikan kecaman.

Baca juga: Jokowi Sebut KTT G20 Buahkan Hasil Konkret, Apa Saja?

Bahkan, pada akhir Juni lalu, Jokowi sempat berkunjung ke Ukraina dan bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky, lalu bertolak ke Rusia menggelar pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin. Pertemuan itu ditengarai sebagai upaya Indonesia mendamaikan kedua negara.

Tiga kali wanti-wanti

Seruan setop perang disampaikan Jokowi di hadapan para pemimpin dunia saat membuka KTT G20 pada Selasa (15/11/2022).

Mula-mula, Jokowi menyinggung soal perbedaan di antara negara-negara anggota G20. Menurut dia, sebagai negara demokrasi, Indonesia sangat menyadari pentingnya dialog untuk mempertemukan perbedaan.

"Kita tidak punya pilihan lain. Paradigma kolaborasi sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. Kita punya tanggung jawab, tidak hanya untuk masyarakat dunia, tapi masyarakat dunia," kata Jokowi di The Apurva Kempinski Bali, Selasa.

Jokowi mengatakan, seluruh negara bertanggung jawab untuk menghormati hukum dan prinsip dunia internasional. Salah satunya, menghormati Piagam PBB.

Baca juga: KTT G20 Hari Kedua, Jokowi Kembali Suarakan Stop The War

Negara-negara di dunia juga mestinya bertanggung jawab memberikan solusi yang menguntungkan semua negara, termasuk menghentikan peperangan.

Jika perang tak dihentikan, kata Jokowi, dunia sulit maju. Itu artinya, generasi kini tak bertanggung jawab atas generasi mendatang.

"Menjadi bertanggung jawab juga berarti kita harus menghentikan peperangan," ujar Jokowi.

"Kita tidak boleh membagi dunia ke dalam beberapa bagian. Kita tidak boleh membuat dunia jatuh ke dalam perang dingin lainnya," lanjutnya.

Saat membuka KTT G20 hari kedua pada Rabu (16/11/2022), Jokowi juga menyampaikan pesan yang sama. Dia mengatakan, perang harus segera dihentikan karena hanya akan menyengsarakan rakyat.

Selain itu, ekonomi dunia tak akan pulih jika situasi tak kunjung membaik akibat perang.

Baca juga: Di Hadapan Kepala Negara G20, Jokowi: Perang Hanya Sengsarakan Rakyat

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com