Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Siagakan 6 Pesawat Pengebom di Selatan Indonesia, Kemenlu Jadikan Perhatian

Kompas.com - 04/11/2022, 07:52 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) buka suara terkait pengiriman 6 pesawat pengebom AS di sisi selatan Indonesia atau Australia Utara.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah mengatakan, hal tersebut menjadi perhatian Indonesia.

 

Sebab, perkembangan yang berisiko menimbulkan tantangan tersendiri di kawasan selalu menjadi perhatian.

"Oleh karena itu, hal yang ditanyakan tadi (soal pesawat pengebom AS) merupakan yang dijadikan perhatian indonesia, kita mengikuti dari dekat dan mencermati perkembangan ini," kata Teuku Faizasyah dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Jumat (4/11/2022).

Baca juga: Pesawat Pengebom AS Terbang di Laut Baltik, Rusia Kirim Jet Tempurnya

Pria yang karib disapa Faiza ini menuturkan, keamanan yang stabil di kawasan indo-pasifik bukan hanya menjadi perhatian Indonesia.

Menurut dia, keamanan di kawasan menjadi komitmen bersama semua negara yang memiliki kepentingan, entah negara yang berada di Asia tenggara atau negara yang memliki kepentingan dan interaksi kuat dengan indo-pasifik.

"AS juga salah satu negara yang sangat menginginkan adanya stabilitas dan kepastian perdamaian di indo-pasifik," ujar Faiza.

Oleh karena itu, kata Faiza, dia meminta semua negara menahan diri untuk tidak bermanuver atau langkah lain yang menimbulkan ketidakpercayaan antar-negara.

"Jadi kita mengharapkan agar negara-negara kembali mengedepankan satu kondisi kondusif dan stabil, menghindari langkah yang menyebabkan saling ketidakpercayaan negara-negara yang pada gilirannya dapat berpotensi meningkatkan ketegangan menjadi sumber iritasi baru," ucap Faiza.

Sebelumnya diberitakan, Amerika Serikat (AS) bersiap mengirim enam pesawat pengebom B-52 berkemampuan nuklir ke sebuah pangkalan udara di Australia utara, menurut Australian Broadcasting Corporation (ABC).

Baca juga: 2 Pesawat Pengebom AS Dikabarkan Menuju Teluk Persia

Mengutip dokumen AS, ABC melaporkan bahwa pada Senin (31/10/2022), Washington telah menyusun rencana terperinci untuk membangun fasilitas khusus untuk pesawat di Pangkalan Udara Tindal, sekitar 300 kilometer selatan kota Darwin di Wilayah Utara Australia.

Departemen Pertahanan Australia tidak mengomentari laporan itu, tetapi Angkatan Udara AS mengatakan bahwa kemampuannya mengerahkan pesawat pengebom ke “Australia mengirimkan pesan yang kuat kepada musuh kita tentang kemampuan kami untuk memproyeksikan kekuatan udara yang mematikan”.

Analis mengatakan kepada ABC bahwa langkah itu merupakan peringatan bagi China di tengah kekhawatiran akan menyerang pulau Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri.

“Memiliki pengebom yang dapat menjangkau dan berpotensi menyerang daratan China bisa menjadi sangat penting dalam mengirim sinyal ke China bahwa tindakannya atas Taiwan juga dapat berkembang lebih jauh,” kata Becca Wasser dari Center for New American Security dilansir dari Al Jazeera pada Senin (31/10/2022).

Baca juga: Unjuk Kekuatan, Pesawat Pengebom AS Terbang di Lepas Pantai Korut

Ketegangan dengan China telah membuat Australia utara menjadi pusat pertahanan penting bagi AS, dengan komitmen senilai 1 miliar dollar AS telah digelontorkan untuk meningkatkan aset militernya di kawasan itu, menurut laporan ABC.

Rencana Washington untuk pangkalan di ”Negeri Kanguru” tersebut termasuk "fasilitas operasi skuadron" untuk digunakan selama musim kemarau dari Northern Territory, pusat pemeliharaan yang berdampingan, dan area parkir untuk enam B-52.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com