Sementara, dari sisi lingkungan, program Cocoa Life juga telah melakukan pemetaan lebih dari 198.000 lahan pertanian untuk membantu mencegah deforestasi pertanian Kakao di seluruh dunia.
Selain itu, saat ini program Cocoa Life juga telah memenuhi 75 persen kebutuhan produksi cokelat Mondelez International, dan ditargetkan mencapai 100 persen pada 2025.
"Program Cocoa Life di Indonesia hingga saat ini telah berhasil memberdayakan lebih dari 40.000 petani, dan menjangkau lebih dari 68.000 anggota komunitas kakao di wilayah Sumatera Barat, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara,” kata Yanti.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdalifah Mahmud menjelaskan bahwa program Cocoa Life bermanfaat untuk peningkatan produksi kakao dan pendapatan petani kakao.
Baca juga: Perusahaan Ini Bikin Cokelat Tanpa Kakao, Alasannya Layak Dipuji
Musdalifah menyatakan, Kemenko Perekonomian mendukung program tersebut untuk terus berlanjut dan bisa ditransformasikan pada program-program yang berkelanjutan.
“Kami mengajak semua pihak, pemerintah pusat, kabupaten, serta para pihak swasta dan masyarakat untuk terus saling berkolaborasi, bersinergi dan saling mendukung untuk mendorong peningkatan kemajuan kakao Indonesia,” terang Musdalifah.
Salah satu petani binaan dan komunitas Cocoa Life, Ilham, mengaku bahwa program tersebut sangat bermanfaat.
Pasalnya, Ilham merasa terbantu dengan panduan yang diberikan mengenai tata cara membudi dayakan kakao.
"Dengan menerapkan praktik ini, budi daya kakao bisa menjadi lebih baik dan kami bisa mendapatkan hasil panen hingga 15 sampai 17 kg per minggu, atau meningkat sejumlah 30 persen," ucap Ilham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.