JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengkritisi dua proyek pembangunan yang dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Dua proyek itu adalah pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Menurut AHY, melakukan penundaan pembangunan proyek di saat kondisi perekonomian yang tak baik, bukanlah hal yang tabu.
“Menunda pembangunan proyek nasional strategis bukanlah sesuatu yang tabu. Menunda proyek pada kondisi saat ini, lebih baik dari pada memaksakannya,” tutur AHY dalam pidato kebangsaan di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (16/9/2022).
Baca juga: Rapimnas Demokrat, AHY Singgung Bahaya Utang Pemerintah Capai Rp 7.163 Triliun
Ia menjelaskan, Partai Demokrat sepakat dengan kebijakan pemindahan Ibu Kota karena kondisi Jakarta yang sudah tak ideal.
Tetapi, lanjut AHY, pemerintah mestinya menunggu waktu yang tepat. Yaitu dengan tidak melaksanakan pembangunan saat ini, di mana sedang terjadi krisis global yang turut berpengaruh pada Indonesia.
Apalagi, tambahnya, pemerintah baru saja menaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Di seluruh dunia, pembangunan IKN memerlukan waktu yang cukup, dan timing-nya dipilih, dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi negara,” paparnya.
Baca juga: AHY Jamin Kebebasan Berekspresi jika Menang Pemilu 2024
Ia pun mengkritisi kebijakan pemerintah yang juga dianggap membebankan APBN, yaitu pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Hal itu, menurutnya, tidak sesuai dengan janji Jokowi pada awal pencanangan proyek tersebut, yaitu 2016.
“Padahal awalnya, pemerintah berjanji tidak mengambil satu sen pun dari APBN. Nilai proyek pun semakin membengkak dari skema perhitungan awal,” sebut dia.
Adapun nilai proyek kereta cepat membengkak, dari awalnya Rp 86,5 triliun menjadi Rp 114,24 triliun.
Baca juga: Ketika AHY Singgung Moeldoko dan ‘KLB Abal-Abal’ di Rapimnas Demokrat...
Pemerintah pun akhirnya menerbitkan Perpres Nomor 93 Tahun 2021 yang mengizinkan pendanaan proyek kereta cepat bisa bersumber dari APBN.
Sementara itu pertengahan Maret tahun ini, Jokowi menyampaikan bahwa biaya pembangunan IKN mencapai Rp 466 trilun dan 20 persen anggaran bakal dibebankan pada APBN.
“Jika pemerintah tidak cakap melakukan antisipasi, dan adaptasi yang diperlukan, maka perekonomian kita bisa tidak selamat, dan rakyat tentu akan menderita karenanya,” pungkas AHY.
Baca juga: Ketika AHY Singgung Pemerintahan Jokowi Tak Sebaik Era SBY
Diketahui Partai Demokrat baru saja menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di JCC, Kamis (15/9/2022).
Dalam forum itu AHY meminta para kadernya berjuang untuk memenangkan Pemilu 2024 meski berstatus sebagai oposisi pemerintah.
Ia ingin Partai Demokrat menjadi rumah masyarakat yang selama ini tak puas dengan kinerja pemerintah.
“Jadi kalau ada yang merasa ‘waduh kok kita di oposisi, kok enggak enak,’ jangan, jangan seperti itu,” jelas dia.
“Kita harus punya kehormatan dan merasa bangga, justru memenangkan sebagai oposisi ini,” tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.