Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Akademisi

Platform publikasi karya akademik dari akademisi Universitas Atma Jaya Yogyakarta untuk khalayak luas demi Indonesia yang semakin maju.

Kekuatan Publik dan Media dalam Kasus Pembunuhan Brigadir Yosua

Kompas.com - 12/08/2022, 07:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: MC Ninik Sri Rejeki dan Olivia Lewi Pramesti*

KASUS pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J tampaknya terus
menyedot perhatian publik.

Hari demi hari bergulirnya pengungkapan kasus membuat publik penasaran untuk mengikuti perkembangannya. Baik melalui media mainstream ataupun melalui media sosial.

Satu hal yang menarik adalah dinamika pergeseran pengungkapan fakta mulai dari laporan tentang tembak-menembak antara Brigadir J dan Bharada E (Richard Eliezer) hingga fakta penembakan yang berakibat terbunuhnya Brigadir J.

Usai Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengumumkan penetapan tersangka Irjen Pol Ferdy Sambo, Selasa (9/8/2022), publik semakin tertarik akan pengungkapan lebih lanjut untuk melihat apa motif yang sebenarnya di balik pembunuhan tersebut.

Ketertarikan publik terlihat dari pencarian dengan keyword “Sambo”, “Motif Sambo”, “Brigadir J”, “Pembunuhan Brigadir J”, dan sebagainya. Kata-kata kunci inilah yang akhirnya memenuhi laman pencarian baik di Google maupun media sosial lainnya.

Alhasil, hingga Kamis (11/8) kemarin, peristiwa ini masih menjadi trending di Google hingga Twitter.

Publik kemudian ikut mengawal pengusutan kasus secara tuntas yang dapat mendorong Polri berusaha lebih keras mengungkap kebenaran.

Dari hari ke hari, opini publik bergeser dari peristiwa tembak-menembak ke peristiwa penembakan.

Opini sebagian publik awalnya adalah peristiwa tembak-menembak sebagaimana skenario yang dikemukakan oleh Ferdy Sambo. Sementara opini tentang fakta pembunuhan berencana dalam posisi marjinal.

Namun ketika media mulai menyampaikan fakta lain yang dikemukakan oleh pengacara dan keluarga Brigadir J, sedikit demi sedikit, opini publik bergeser ke arah fakta baru.

Media aktif menyampaikan perkembangan pengungkapan fakta, mulai dari kejanggalan tewasnya Brigadir J, otopsi ulang, pembentukan timsus dan irsus yang melihat dugaan pelanggaran etika profesi karena kesalahan prosedur, hingga pelibatan Komnas HAM, Kompolnas dan LPSK.

Pergeseran opini dari tembak-menembak ke arah pembunuhan berencana dengan penembakan tak lepas dari pengaruh media.

Sebagaimana dikemukakan oleh Menko Polhukam Mahfud MD bahwa skenario atas tewasnya Brigadir J sudah terbalik berkat dukungan media (Noor, 2022).

Menurut Mahfud MD, skenario tewasnya Brigadir J mulai terungkap berkat dukungan dan pengawalan dari media dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat.

Opini publik dan Spiral of Silence

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kanan) didampingi Wakapolri yang juga Ketua Timsus Polri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono (kiri) memberikan keterangan pers terkait tersangka baru kasus dugaan penembakan Brigadir J  di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Timsus Polri secara resmi menetapkan mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo sebagai tersangka. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kanan) didampingi Wakapolri yang juga Ketua Timsus Polri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono (kiri) memberikan keterangan pers terkait tersangka baru kasus dugaan penembakan Brigadir J di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Timsus Polri secara resmi menetapkan mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo sebagai tersangka. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.
Dengan menggunakan pendekatan spiral of silence Noelle-Neumann (West & Turner, 2021), pengaruh media bekerja dengan keyakinan bahwa media ada di mana-mana; menyajikan berita dalam intensitas yang tinggi dalam frekuensi dan durasi.

Selain itu setiap media menghadirkan konten yang kurang lebih serupa dengan media lainnya. Media mainstream baik cetak, elektronik, maupun online berlomba menghadirkan kasus terbaru dari kasus pembunuhan ini.

Tak terkecuali, media sosial seperti Twitter,Youtube hingga Tiktok, yakni platform yang tengah digandrungi warganet Indonesia khususnya generasi Z. Mereka tidak hanya tertarik mengikuti kasus tersebut, namun juga berkomentar.

Dari hasil penelitian Hakobyan (2020), media sosial menjadi platform yang dapat bermain di ranah publik dan privat, yakni pengguna dapat mengungkapkan opini melalui status dan pesan yang bersifat privat maupun publik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Nasional
BNPB: 20 Korban Hilang Akibar Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

BNPB: 20 Korban Hilang Akibar Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Nasional
Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Nasional
PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Nasional
Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Nasional
PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

Nasional
Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Nasional
DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

Nasional
Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nasional
Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Nasional
Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Nasional
Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com