Elite PDI-P bilang, Demokrat tak dikecualikan dari rencana silaturahmi itu.
"Ibu (Megawati) tidak mengatakan ini nomor siji (satu), ini nomor dua, tidak begitu. Bisa saja zig-zag ketemu, 'Oh, saya mau sama-sama yang muda, bagaimana kalau ketemu Mas AHY (Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono) bisa," kata Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu PDI-P Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/7/2022).
Baca juga: Hasil Rakernas PDI-P dan Megawati yang Belum Mau Umumkan Capres
Rencana ini pun disambut baik oleh elite Demokrat. Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Andi Mallarangeng berkata, partainya tak masalah menjalin kerja sama dengan PDI-P.
"Kalau mau berkomunikasi, kita selalu terbuka. Jadi kalau ada yang bermasalah, masalahnya bukan di Demokrat,” tutur Andi dihubungi Kompas.com, Rabu (13/7/2022).
Menurut Andi, Demokrat selalu membuka diri dengan segala kemungkinan dalam urusan koalisi.
“Kami selalu terbuka, kalau tidak mau berkoalisi ya tidak apa-apa. Tidak phateken (tidak rugi) kata orang Jawa Timur,” akunya.
Baca juga: Demokrat: Antara AHY dan Puan Tidak Ada Barrier
Kendati demikian, belum lama ini, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto pernah mengatakan bahwa kemungkinan besar partainya tidak akan bekerja sama dengan Demokrat di Pemilu 2024.
Hasto beralasan, ada dinamika politik di tubuh partai besutan SBY itu sehingga partainya sulit bekerja sama.
“Kalau saya pribadi sebagai sekjen memang tidak mudah untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat karena dalam berbagai dinamika politik menunjukkan hal itu," kata Hasto di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23/6/2022).
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam, kerja sama antara PDI-P dan Demokrat hanya butuh iktikad baik dari elite kedua partai.
Dia berpandangan, Megawati dan SBY yang kini menjabat sebagai Ketua Majelis Tinggi Demokrat harus mau mengikis keengganan berkomunikasi akibat dinamika politik masa lalu.
"Sudah waktunya untuk harus saling memaafkan dan saling menguatkan satu sama lain," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (13/7/2022).
Baca juga: PDI-P dan Demokrat Dinilai Bisa Berkoalisi Hanya jika Megawati dan SBY Saling Memaafkan
Menurut Umam, peluang koalisi PDI-P dan Demokrat juga bergantung pada kemampuan putra dan putri mahkota partai, Puan Maharani dan AHY, untuk menyudahi tradisi politik dendam.
Keduanya disebut punya pekerjaan besar untuk menjadi agen perubahan di lingkaran masing-masing, guna menghentikan polarisasi dan perpecahan.
"Pemimpin besar politik harus menjadi teladan yang baik bagi generasi muda, dengan mengutamakan politik sinergi dan kolaborasi, bukan praktik politik yang menyemai dendam dan permusuhan," ujar Umam.
Lebih lanjut, Umam berpandangan, PDI-P berpeluang menjalin kerja sama dengan Demokrat karena ideologi kedua partai yang senada.
Menurut dia, tak ada hambatan ideologi di antara partai banteng dan partai bintang mercy itu untuk bersatu.
"PDI-P dan Demokrat sama-sama nasionalis dan juga dekat dengan elemen Islam moderat," kata dosen Universitas Paramadina itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.