"Poros koalisi atau kedekatan saat ini ditunjukkan oleh partai-partai masih sangat prematur sekali untk dikatakan kokoh tidak berubah," kata Bawono saat dihubungi Kompas.com.
Menurut Bawono, situasi politik saat ini dan tahapan Pemilu serta Pilpres yang masih panjang membuat kondisi bisa berubah kapan saja.
Baca juga: Koalisi Semut Merah: Antara Imajinasi Politik dan Ambisi Capres 2024
"Semua masih sangat mungkin berubah mengikuti dinamika elektoral dari para bakal calon presiden dan juga tentu saja kelancaran dr komunikasi politik antarelite," ujar Bawono.
Senada dengan Bawono, peneliti senior sekaligus Direktur Data Strategis Indonesian Politics Research and Consulting ( IPRC) Idil Akbar mengatakan, koalisi yang ada saat ini kemungkinan besar bisa berubah tergantung dinamika politik.
Menurut Idil, koalisi yang ada saat ini hanya fokus meramaikan bursa calon presiden, ketimbang membangun kekuatan politik untuk memperjuangkan kepentingan bangsa.
"Kekuatan politik mereka sebetulnya kan bukan didorong oleh koalisi yang motif politik yang kuat untuk membangun kebersaamaan kebangsaan, tetapi lebih kepada faktor siapa yang kemudian harus dikuatkan dalam pencapresan," ujar Idil.
"Ini yang saya pikir masih belum selesai. Karena ketika tawaran-tawaran politik siapa yang akan jadi capres, ya tentu saja ini akan menjadi satu hal yang akan menajdi pembicaraan kuat," lanjut Idil.
(Penulis : Adhyasta Dirgantara | Editor : Bagus Santosa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.