Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai-ramai Bentuk Koalisi, Antara Ambisi 2024 dan Kepentingan Rakyat

Kompas.com - 20/06/2022, 16:47 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah partai politik sudah kasak-kusuk menggalang dukungan dengan membentuk poros koalisi buat menghadapi pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sepakat membentuk koalisi Indonesia Bersatu (KIB) pada awal Mei lalu.

Ketiga partai itu mempersilakan partai politik lain buat bergabung. Dari ketiga partai yang berada di dalam KIB, baru Golkar yang mengajukan sang Ketua Umum, Airlangga Hartarto, sebagai calon presiden.

Di sisi lain, Airlangga terganjal tingkat elektabilitas yang masih berada di luar 10 besar.

Menurut Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono, masih ada cukup waktu untuk mengejar elektabilitas Airlangga sebagai calon presiden (capres) untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Pemilu ini masih cukup waktu, sementara intensitas Pak Airlangga, pertemuan dengan masyarakat dan komunikasi langsung dengan masyarakat baru meningkat beberapa bulan terakhir,” tutur Dave dalam diskusi virtual Polemik Trijaya bertajuk "Konstelasi dan Regenerasi Kepemimpinan Nasional 2024", Sabtu (4/6/2022) lalu.

Baca juga: PKB Sebut Koalisi Semut Merah Tetap Terbuka meski Jalin Komunikasi dengan Gerindra

Ia menyebut komunikasi Airlangga dengan masyarakat baru dapat terjalin karena selama ini disibukan dengan penanganan pandemi Covid-19.

“Dan tugas beliau sebagai Menko (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian),” ujar Dave.

Syarat partai politik buat mengusung calon presiden harus memenuhi ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold/PT).

Hal itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yakni minimal 20 persen kursi di DPR atau 25 persen dari suara sah nasional pada Pemilihan Legislatif sebelumnnya.

Jumlah kumulatif perolehan kursi Golkar, PAN, dan PPP di parlemen adalah 26,82 persen. Sementara, berdasarkan suara nasional, koalisi ini mendapatkan 23,93 persen.

Baca juga: Gerindra-PKB Bangun Koalisi, PPP Harap Pilpres Diikuti Lebih dari 2 Paslon

Kabar tentang rencana membuat poros koalisi juga datang dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kedua partai itu menjajaki kerja sama buat menghadapi Pemilu dan Pilpres 2024.

Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsyi (kedua kiri) bersama Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid (kiri), Wabendum PKB Nasim Khan (kedua kanan) dan Wabendum PKB Bertu Merlas (kanan) berpose sebelum konferensi pers koalisi Pilpres 2024 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022). PKB dan PKS mulai menjajaki untuk berkoalisi dalam Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/YUANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsyi (kedua kiri) bersama Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid (kiri), Wabendum PKB Nasim Khan (kedua kanan) dan Wabendum PKB Bertu Merlas (kanan) berpose sebelum konferensi pers koalisi Pilpres 2024 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022). PKB dan PKS mulai menjajaki untuk berkoalisi dalam Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/YU

Rencana poros PKB dan PKS yang masih dalam tahap penjajakan itu dijuluki sebagai koalisi Semut Merah.

Dalam Pemilu 2019, PKS meraih 8,21 persen suara dan PKB mendapatkan 9,69 persen suara. Supaya bisa mengusung calon presiden, mereka harus mencari mitra partai politik lain buat bergabung supaya memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden.

Partai Nasdem yang baru saja menyelesaikan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada pekan lalu mengusulkan 3 nama capres 2024. Mereka adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Baca juga: Pertemuan Prabowo-Cak Imin yang Berujung Klaim Terbentuknya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Nasional
Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com