Selain mengurusi masalah kemaritiman dalam rangka menjadi poros maritim dunia, Luhut juga diminta mengatasi masalah hambatan-hambatan investasi.
Lelaki kelahiran Toba Samosir, Sumatera Utara, 28 September 1947 itu merupakan seorang mantan perwira TNI Angkatan Darat.
Baca juga: Soal “Reshuffle” Kabinet, Demokrat Minta Menteri Fokus Bantu Kerja Presiden
Kiprahnya di pemerintahan dimulai sebagai Duta Besar RI untuk Singapura pada 1999-2000.
Setelah itu, Luhut pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada 2000 sampai 2001. Dia kemudian diangkat sebagai Kepala Staf Kepresidenan pada 2014 sampai 2015, dan Menko Polhukam pada 2015 sampai 2016.
Luhut juga pernah menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada 2016 sampai 2019.
Retno merupakan perempuan pertama yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia.
Perempuan yang lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada 27 November 1962 itu sukses membawa Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dua kali, yakni periode 2019-2020 dan 2020-2022.
Retno merupakan lulusan SMA Negeri 3 Semarang (salah satu sekolah unggulan di kota tersebut) pada 1981. Dia juga merupakan teman satu angkatan Menteri Keuangan Sri Mulyani di sekolah itu.
Retno meraih gelar sarjana dari jurusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan predikat cum laude pada 1985.
Baca juga: Reshuffle Kabinet Jokowi, Kepentingan Politik atau Memperkuat Kinerja?
Tak lama setelah lulus kuliah, Departemen Luar Negeri (kini Kementerian Luar Negeri) tengah mengadakan seleksi calon diplomat di sepuluh universitas top Indonesia, termasuk UGM.
Retno berhasil lolos seleksi sebagai calon diplomat dan diterima bekerja di Departemen Luar Negeri.
Guna memperkaya wawasannya, dia meneruskan studi ke Program Studi Undang-Undang Uni Eropa di Haagse Hogeshool, Den Haag, Belanda pada tahun 2000. Retno kemudian menuntut ilmu di Studi Hak Asasi Manusia di Universitas Oslo, Norwegia, sebagai mahasiswa tamu pada 2006.
Retno pernah bertugas di Kedutaan Besar Indonesia untuk Australia (1990-1994) dan Belanda (1997-2001).
Baca juga: Ini Pertunjukan Politik, Bukan Reshuffle Kabinet...
Dia pernah juga menjabat sebagai Direktur Kerjasama Intra dan Antar-regional Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri (2001-2003) dan Direktur Eropa Barat Kementerian Luar Negeri (2003-2005).
Sejak 2005 sampai 2008, Retno dipercaya menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia.
Sementara, pada 2008 sampai 2012, dia ditunjuk sebagai Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri. Pada 2012 sampai 2014, Retno kembali ke Belanda sebagai Duta Besar Republik Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.