Ada kesan, kerja sekadar memenuhi urusan perut. Manakala urusan perut sudah dipenuhi, selesailah urusan kerja itu.
Bilamana sekadar memperhatikan pengertian-pengertian itu, tentu saja menteri balas budi atau menteri kerja mengkhawatirkan.
Jangan-jangan mereka yang ada di dalamnya sekadar melakukan sesuatu untuk mencari nafkah.
Arendt mengingatkan kalau memimpin dianggap sebagai pekerjaan maka yang terjadi adalah terabaikan urusan orang banyak.
Kata Arendt, jabatan bakal dijadikan sarana untuk meningkatkan kesejahteraan diri sendiri.
Sebaliknya abai terhadap upaya mewujudkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam kepemimpinannya: kebebasan, kesetaraan, keadilan dan solidaritas.
Harapan banyak orang, reshuffle bukan sebatas balas budi saja. Harapan ideal itu ditegaskan oleh Arendt sejatinya menteri lebih kepada kemauan untuk berkarya. Lho, apa bedanya dengan bekerja?
Arendt menjelaskan karya lebih menempatkan kegunaannya. Manusia yang berkarya adalah yang menciptakan sesuatu yang berguna bagi dunia, atau bermanfaat bagi manusia kebanyakan.
Oleh karena inilah ia tidak bisa sendirian, ia mesti memedulikan orang lain. Kehadiran orang lain itu berfungsi sebagai tempat pengakuan atas karyanya. Karya itu tak tampak tanpa pengakuan dimaksud.
Pejabat yang terus-menerus berkarya akan senantiasa memedulikan orang lain. Ia menciptakan instrumen kerja demi kesejahteraan bersama.
Ia membuat konsep demi orang banyak dan ia akan berbahagia manakala konsep itu telah membawa rakyat kepada gerbang kesejahteraan. Pejabat yang berkarya itu berpijak pada utilitarisme.
Dalam kajian etika dikenal satu istilah utilitarisme. Akarnya adalah utilis, bahasa latin, yang kurang lebih berarti bermanfaat.
Jadi teori utilitarisme itu memandang suatu perbuatan dibilang baik jika memberikan manfaat. Inipun dengan catatan tambahan, bahwa manfaat itu tidak sekadar menyentuh satu dua orang, melainkan banyak orang atau masyarakat.
Utilitarisme memberikan kriteria perbuatan baik bilamana mengakibatkan paling banyak orang yang merasa senang dan puas.
Sekali lagi, patut digaris tebal yakni "paling banyak orang". Berarti kalau hanya sedikit orang yang merasa senang dan puas, maka bukanlah utilitarisme.