Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Banyak Kementerian, Lembaga, Pemda Tak Mau Beli Produk Dalam Negeri

Kompas.com - 14/06/2022, 13:54 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, banyak kementerian, lembaga, dan daerah yang tidak mau menggunakan produk dalam negeri.

Menurut dia, alasan yang disampaikan beragam, dari spek yang tidak pas hingga kualitas yang dinilai tidak baik.

"Saya tahu banyak kementerian, banyak lembaga, banyak daerah tidak mau beli produk dalam negeri," ujar Jokowi saat membuka rapat Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2022 di Istana Negara, Selasa (14/6/2022).

 

Baca juga: Jokowi Minta Harga Tiket Candi Borobudur Tak Dinaikkan

"Alasannya macam-macam, speknya enggak paslah, kualitasnya enggak baiklah, alasan banyak sekali. Itu yang Bapak Ibu kawal," kata dia.

Jokowi lantas memberikan contoh mesin jahit impor seharga Rp 13 juta dengan mesin jahit produk dalam negeri seharga Rp 12,5 juta.

Dengan adanya perbedaan harga itu, masyarakat tetap memilih mesin jahit impor.

Padahal, menurut Jokowi, sudah jelas produk dalam negeri lebih murah.

Contoh lain yakni nasal oksigen kanula pada pipa oksigen untuk keperluan medis.

Baca juga: Jokowi Diminta Reshuffle Menteri yang Sibuk Kampanye Jelang 2024

Barang impor dari produk tersebut harganya Rp 8.300, sedangkan produk dalam negeri harganya Rp 6.900.

Namun, kata Jokowi, perbedaan harga itu tidak membuat instansi terkait membeli produk dalam negeri.

"Beli impor yang saya cek, beli impor. Alasannya ada saja 'Kualitasnya Pak, speknya Pak enggak pas'. Kayak kita ini enggak ngerti masalah spesifikasi," ujar dia.

Lebih lanjut, Jokowi menceritakan pengalaman lima tahun lalu saat dirinya memerintahkan BUMN untuk membeli pipa.

Saat itu, dia diberi tahu bahwa pembelian pipa harus impor karena spek yang dibutuhkan tak ada di dalam negeri.

Jokowi lantas mencoba mengecek ke pabrik pipa. Saat itu baru diketahui spek yang diperlukan tersedia.

Bahkan, pipa produksi dalam negeri itu banyak yang diekspor ke mancanegara.

"Semuanya ada Pak, Bapak mau cari apa ada, ukuran apa ada, kualitas apa ada. Ini kita ekspor semuanya Pak, ke Jepang, ke Amerika, ke Eropa," kata Jokowi menirukan perkataan pemilik pabrik pipa.

"Yang orang sana beli produk pipa kita. Malah kita beli impor. Sekali lagi kita ini orang pintar-pintar, tapi melakukan hal yang sangat bodoh sekali," kata dia.

Baca juga: Tegur Kementerian-Pemda, Jokowi: Uang Rakyat Dibelanjakan Produk Impor, Bodoh Sekali Kita!

Oleh karena itu, Jokowi meminta kondisi seperti ini terus diawasi.

Presiden meminta agar pengawasan dilakukan dengan baik sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja menjadi semakin banyak.

"Karena kita beli produk-produk produksi dalam negeri," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com