JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, inflasi di Indonesia bisa naik jika pemerintah tidak lagi memberikan subsidi untuk harga gas, BBM jenis pertalite, dan listrik.
Presiden mengungkapkan, saat ini inflasi di Indonesia sebesar 3,5 persen.
"Kita masih di 3, alhamdulillah masih di 3,5 persen patut kita syukuri," ujar Jokowi saat memberi sambutan pada evaluasi Gerakan Afirmasi Bangga Produk Indonesia di JCC, Jakarta, Selasa (24/5/2022).
Baca juga: Singgung Pandemi hingga Inflasi, Jokowi: Kita Harus Siap jika Krisis Ini Berlanjut Tahun Depan
"Tetapi karena kita menahan (harga) pertalite, menahan gas, menahan listrik (dengan subsidi). Begitu itu kita ikutkan ke harga keekonomian ya pasti inflasi kita akan mengikuti naik," lanjutnya.
Oleh karenanya, Jokowi menekankan bahwa APBN, APBD dan anggaran BUMN agar digunakan secara tepat.
Dia mengungkapkan, besaran APBN Indonesia Rp 2.714 triliun. Sementara besaran APBD Rp 1.197 triliun.
Baca juga: Jokowi: Inflasi Masih di Angka 2,6 Persen, Harus Kita Perbaiki
"Gede sekali, plus BUMN. Seperti yang saya sampaikan di Bali, karena ini uang rakyat, APBN, APBD dan anggaran BUMN ini uang rakyat, ya jangan toh kita belikan barang-barang impor. Keliru besar sekali kita kalau melakukan itu," tegasnya.
"APBN kita, APBD kita, anggaran yang ada di BUMN, betul-betul harus kita pegang erat agar pemanfaatannya bisa betul-betul fokus ke titik yang kita tuju," ungkap Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.