JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, pihaknya sudah menyiapkan berbagai antisipasi pencegahan penyakit hepatitis akut di lingkungan sekolah.
Dalam hal ini, Kemenkes bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek), mengingat pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen sudah berjalan.
"Kita kemudian akan memperkuat, pertama, program UKS (usaha kesehatan sekolah), terutama untuk peningkatan surveilan demam kuning atau gejala-gejala mual, muntah, diare yang muncul pada anak sekolah," kata Nadia di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (19/5/2022).
Baca juga: Kemenkes Anggap Satgas Penanganan Hepatitis Akut Tak Diperlukan
Nadia menyadari bahwa penyakit hepatitis akut berat menyerang atau berdampak pada anak usia di bawah 16 tahun.
Selain program UKS, Kemenkes dan Kemendikbud-Ristek menggencarkan media edukasi perilaku hidup bersih sehat (PHBS) di sekolah.
Edukasi tersebut akan dilakukan fasilitas pelayanan kesehatan sekitar sekolah atau puskesmas.
"Kami sudah membuat surat edaran kepada Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten kota untuk juga melakukan edukasi, promosi kesehatan PHBS ke sekolah sekolah yang menjadi tentunya binaan ataupun menjadi wilayah kerja dari puskesmas setempat," kata dia.
Baca juga: Kemenkes Sebut Kecil Kemungkinan Hepatitis Akut Misterius Jadi Pandemi, Begini Alasannya
Ketiga, Kemenkes dan Kemendikbud-Ristek disebut akan mengeluarkan surat edaran mengenai petunjuk teknis cara antisipasi hepatitis akut berat di institusi pendidikan.
Hal itu termasuk langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mewaspadai hepatitis akut yang besar dugaan menular melalui makanan.
"Sehingga memastikan bahwa kantin itu harus bersih sehat dan memenuhi standar kesehatan itu yang menjadi kewajiban sekolah untuk memastikannya," tutur Nadia.
Sementara itu, terkait vaksinasi, Kemenkes mengatakan, selama ini yang diberikan hanya vaksin hepatitis B untuk anak usia di bawah 1 tahun.
Vaksin tersebut tidak lagi diberikan kepada anak usia sekolah.
Baca juga: Update Sebaran 14 Kasus Dugaan Hepatitis Akut
Kendati begitu, hal tersebut bukan berarti anak usia di atas 1 tahun tidak bisa menerima vaksinasi hepatitis B.
"Jadi kalau sudah lewat (usianya), jangan kemudian 'Oh saya sudah terlewat, berarti saya enggak perlu vaksin'. Tapi justru kalau anak kita belum dapat vaksin itu segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk melengkapi vaksinasinya," kata Nadia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.